Pil Antivirus Pfizer Diklaim Efektif Tekan Angka Kematian Akibat Covid

CNN Indonesia
Kamis, 11 Nov 2021 17:46 WIB
Pil antivirus mililk Pfizer diklaim efektif untuk menekan angka kematian pasien Covid-19.
(AFP/JUSTIN TALLIS)

Dalam kinerjanya, pil Pfizer bekerja dengan menghentikan virus corona dam membuat salinan dirinya sendiri di dalam sel. Ini termasuk 30 pil yang diminum selama lima hari.

Merck, yang bekerja dengan cara yang sama disebut membutuhkan 40 pil yang diminum selama lima hari. Keduanya lebih murah daripada perawatan seperti antibodi monoklonal, yang juga dapat mencegah orang menjadi sakit parah.

Secara logistik, pemberian obat berupa pil dianggap lebih mudah untuk digunakan karena dapat diminum dari rumah. Sedangkan perawatan antibodi diberikan melalui infus di pusat kesehatan atau rumah sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, tantangan dengan perawatan antivirus seperti pil Pfizer adalah memastikan bahwa orang dapat mengaksesnya dalam waktu singkat dan cepat supaya bisa bereaksi efektif.

Hanya saja, yang perlu diingat, obat semacam pil yang diminum setelah seseorang sakit bukan pengganti vaksin, yang dapat mencegah orang sakit sejak awal. Tetapi pil antivirus adalah senjata untuk melawan Covid-19.

"Saya pikir mendapatkan pil oral yang dapat menghambat replikasi virus atau yang dapat menghambat virus akan menjadi pengubah permainan yang nyata," mantan komisaris FDA Scott Gottlieb mengatakan kepada CNN Oktober lalu.

FILE PHOTO: An experimental COVID-19 treatment pill called molnupiravir being developed by Merck & Co Inc and Ridgeback Biotherapeutics LP, is seen in this undated handout photo released by Merck & Co Inc and obtained by Reuters May 17, 2021. Merck & Co Inc/Handout via REUTERS   ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. THIS IMAGE WAS PROCESSED BY REUTERS TO ENHANCE QUALITY, AN UNPROCESSED VERSION HAS BEEN PROVIDED SEPARATELY./File PhotoFoto: via REUTERS/MERCK & CO INC
molnupiravir

Robert Glatter, seorang dokter darurat di Lenox Hill Hospital di New York menyebut temuan ini cukup signifikan.

"Obat ini menawarkan mereka yang berisiko tinggi untuk mengurangi perkembangan penyakit bawaan, rawat inap atau kematian, terutama pada mereka dengan penyakit sistemik lanjut, pasca transplantasi atau kanker, yang mungkin tidak meningkatkan respons antibodi yang memadai pasca Covid-19 vaksinasi," kata Glatter dikutip dari Healthline.

Glatter menjelaskan bahwa Paxlovid adalah kombinasi dari protease inhibitor baru dan obat pendamping yang disebut ritonavir (antivirus untuk mengobati HIV) yang digunakan untuk memperlambat penyerapan dan meningkatkan durasi kerja obat.

Namun protease inhibitor dapat memiliki efek samping, yang meliputi mual, muntah, dan diare.

"Data ini menunjukkan bahwa kandidat antivirus oral kami, jika disetujui atau disahkan oleh otoritas pengatur, berpotensi menyelamatkan nyawa pasien, mengurangi keparahan infeksi Covid-19, dan menghilangkan hingga sembilan dari sepuluh rawat inap," ucap Albert Bourla, ketua dan CEO Pfizer, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Berita hari ini adalah pengubah permainan nyata dalam upaya global untuk menghentikan kehancuran pandemi ini," tegasnya.

(ttf/chs)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER