Banyak orang yang merasa bingung ketika hasil tes swab PCR mereka punya hasil yang berbeda-beda.
Beberapa waktu lalu, artis Atiqah Hasiholan juga mengalami hal yang sama. Dia mengungkapkan sempat melakukan tiga kali tes swab dalam sehari. Namun hasilnya berbeda-beda, ada yang positif dan ada yang negatif.
Hal ini tentu menimbulkan kebingungan bagi banyak orang, mana yang harus dipercaya dan apa yang harus dilakukan?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama, mengatakan ada empat faktor yang menyebabkan seseorang mendapati hasil tes Covid-19 yang berbeda-beda dalam sehari.
"Jumlah virus yang ada pada pasien. Proses pengambilan sampel, apakah memang tepat sesuai tempat yang ada jumlah virus yang memadai," kata Tjandra kepada Antara.
"Transportasi sampel dari tempat pengambilan ke tempat pemeriksaan, dan terakhir terkait proses pemeriksaan di laboratorium. Baik aspek teknik laboratorik maupun juga proses administrasi pencatatan dan pelaporan hasil (juga berpengaruh)."
Menyoal hasil tes sendiri, ada empat kemungkinan hasil termasuk pada tes PCR yakni benar positif, benar negatif, positif palsu, dan negatif palsu. Benar dan salah mengacu pada keakuratan tes, sementara positif dan negatif mengacu pada hasil yang terima pasien.
Professor di Department of Laboratory Medicine and Pathology at the University of Washington School of Medicine, Geoffrey Baird mengungkapkan hasil positif palsu berarti seseorang telah mendapatkan hasil positif, tetapi tidak benar-benar terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Menurut dia, tes antigen paling akurat ketika yang menjalani tes memiliki gejala, karena biasanya itu berkorelasi dengan adanya banyak virus di tubuh sehingga lebih mudah untuk dideteksi. Tes antigen bisa sama sensitifnya dengan tes PCR ketika seseorang mengalami gejala.
Tes antigen COVID-19 mengharuskan pemeriksa menyeka lubang hidung pasien untuk mengumpulkan sampel, tetapi tujuannya bukan untuk mengambil lendir.
"Banyak orang berpikir menggali sedalam mungkin. Itu sebenarnya dapat menyebabkan beberapa hasil positif palsu. Ingus, rambut, darah, dan tambahan lainnya dapat mengganggu kemampuan tes untuk mengidentifikasi antigen SARS-CoV-2," kata Baird.
(chs)