Paris, CNN Indonesia --
Meski tak ada yang mengalahkan croissant dan baguette di mata turis dunia soal makanan Prancis, tapi sweet treats klasik Prancis, Macaron adalah sebuah kemewahan tersendiri.
Meski ada saja yang menolaknya karena rasanya yang buat sebagian orang terlalu manis, macaron jadi salah satu most treasured dessert di Prancis. Lebih dari sekadar bom gula buat para non sweet tooth, macaron adalah sebuah seni dunia kuliner.
Butuh banyak skill dan teknik untuk membuat setangkup meringue mulus, licin, dan 'berkaki' dengan isian manis di tengahnya dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski bukan seorang pecinta makanan manis, tapi saat di Paris, di kota di mana kebanyakan warganya adalah sweet tooth, macaron jadi satu yang harus dicoba. Lagipula, siapa mau melewatkan local delicacy saat trip?
Pierre Herme dan Laduree adalah dua nama yang paling populer di Paris soal macaron.
Di Prancis, macaron sendiri populer dan mulai dikomersilkan sebagai setangkup meringue dengan isian di tengahnya pada 1862 oleh Louis Ernest Laduree. Ini adalah awal mulanya macaron parisien atau macaron ala Prancis.
Tahun-tahun sebelumnya, bukan macaron Prancis ini yang terkenal. Meskipun Prancis sering dapat julukan negara macaron, namun aslinya macaron tak benar-benar asli dari negara tersebut. Ada asimilasi dan adaptasi budaya juga rasa di dalamnya.
Di masa Renaissance, macaron diperkenalkan ke Paris oleh chef Italia yang bersama Ratu Catherine de Medici, kala itu maccherone. Makanan ini kemudian dibawa ke Prancis pada 1500-an. Berabad-abad kemudian, kue ini diproduksi di biara-biara dan dikenal sebagai priests bellybuttons (pusar pastor).
Kiprah Suster Nancy yang dikenal sebagai Macaron Sister juga tak boleh dilupakan karena memperkenalkan sajian ini selama Revolusi Prancis.
 Foto: CNN Indonesia/ Christina Andhika rekomendasi macaron pierre herme |
Pierre Herme adalah salah satu tempat terbaik menikmati renyah setangkup sandwich kecil mulus dengan isian manis dan sedikit sapuan 'debu-debu' cokelat di atasnya.
Diambil dari nama yang koki utama, Pierre Herme bukan nama sembarangan. Pierre Herme adalah koki yang merevolusi dunia pastry. Dia sosok chef penuh seni dan seorang arsitek rasa juga tekstur sebagai sumber kreativitasnya.
Berawal dari dunia pastry dan sempat berguru pada Gaston Leotre, Herme akhirnya sadar bahwa gigitan kecil dari macaron ini jadi 'obsesinya.'
Herme juga sempat berlabuh di Fauchon dan Laduree, toko macaron yang juga populer dengan berbagai kreasi kekinian di kalangan anak muda Paris. Usai Laduree, dia mendirikan Maison Pierre Herme Paris pada 1998 lalu.
Herme juga menggagas Macaron day di Prancis pada 2005 lalu.
Macaron Pierre Herme sendiri menjadi salah satu favorit Louis Vuitton, dalam buku rekomendasinya yang bisa didapatkan saat Eksibisi 100 tahun LV di Asnieres-sur-Seine.
Tak sulit menemukan gerai Pierre Herme di kota itu. Ada beberapa tipe gerai yang mereka punya. Tak semuanya berbentuk seperti cafe tempat nongkrong, duduk santai sambil ngemil dan selfie. Kebanyakan tokonya berupa walk in store atau click and collect, sistem yang dibuat untuk memudahkan pembeli mendapatkan treat manisnya dan namun ogah berkerumun atau antre lama.
Di dalam tokonya walk in, saya menyebutnnya begitu, tak ada kursi atau meja sama sekali. Namun sebuah etalase penuh dengan macaron bulat manis warna-warni dengan isian yang unik.
 Foto: CNN Indonesia/ Christina Andhika rekomendasi makaron pierre herme |
"Mogador adalah salah satu best seller," ungkap salah satu pegawai saat diminta merekomendasikan rasa macaron paling favorit.
Mogador terlihat seperti macaron cokelat biasa. Namun Pierre sang arsitek rasa tak membiarkan rasanya 'cokelat standar.' Shell macaron dibuat dengan warna cokelat dengan tambahan cokelat pure, almond, dan gula bubuk. Di bagian tengahnya, dia tak hanya mengisi dengan cream 'sederhana.' Sebaliknya dia memadukannya antara chocolat au lait atau milk chocolate dengan passion fruit.
Tak cuma satu varian yang dibuat dengan kombinasi rasa cokelat dengan asam. Jardin Sauvage juga menjadi kombinasi rasa cokelat dengan lime. Kombinasi rasa ini memungkinan paduan cokelat jadi tak eneg dan fresh.
Mungkin macaron cokelat terkesan biasa. Yang menarik perhatian adalah Jardin d'iris. Varian ini punya kombinasi rasa dan juga warna menarik dalam paduannya.
Kombinasi mix warna putih, kuning dan ungu membuat daya tarik yang berbeda. Isian yang lengket dan lembut ini dibuat dari campuran smoked tea, iris, wortel, dan juga rempah termahal di dunia, saffron.
Namun semua kombinasi rasanya sangat ringan, jangan bayangkan rasa smoke dan rempah yang kuat di dalamnya. Sebaliknya rasanya lembut bak mentega yang lumer di mulut.
Sebenarnya, macaron bukan hanya perkara rasa, tapi bagaimana tekstur dan kekokohan cangkangnya. Dalam satu gigit pertama, bagaimana proses pembuatan macaron dan sukses atau tidaknya resep tersebut akan langsung terasa.
Bentuk bulat sempurna dengan lapisan tipis yang shiny dan kaki-kaki (bagian bawah tiap lapisan) terbentuk sempurna dan seimbang.
Seketika, kokohnya lapisan tipisnya runtuh berganti dengan kelembutan lapisan kedua dan juga isian yang lumer di mulut.
Bagi yang tak suka makanan manis, macaron 'mewah' dengan harga yang cukup mahal (apalagi jika dikonversi ke rupiah), secangkir kopi pahit tanpa gula pasti bisa menawarkannya.