5. Influenza
Influenza ditandai dengan demam, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, lesu dan bisa disertai gejala infeksi saluran napas. Gejala-gejala ini begitu mirip dengan gejala Covid-19. Orang tua disarankan untuk membawa anak tes usap (antigen atau PCR) untuk memastikan anak sakit influenza atau Covid-19.
6. Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan infeksi pada mata yang ditandai dengan nyeri, mata merah, tidak kuat terpapar cahaya, berair, dan biasanya disertai kotoran dan lengket. Infeksi sangat mudah menular sehingga anak perlu disediakan perlengkapan terpisah termasuk handuk atau peralatan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
7. Demam tifoid
Demam tifoid kerap disebut penyakit tifus. Penyakit ini disebabkan Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. Hujan lebat hingga banjir bisa merusak saluran air, saluran pembuangan hingga melepas limbah ke lingkungan. Ini pun akan mencemari sumber air yang digunakan rumah tangga untuk memasak dan minum.
Anak yang terinfeksi akan mengalami demam selama 5 hari, nyeri kepala, dan gangguan pencernaan.
8. Kolera
Konsumsi makanan atau air yang tercemar juga bisa mengakibatkan kolera. Diare akut ini disebabkan air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae. Masyarakat Indonesia umum mengenal kolera sebagai muntaber (muntah berak).
Pada awal abad 18 hingga abad 19, kolera sempat menjadi epidemi. Berbagai belahan dunia ramai kasus kolera termasuk Indonesia.
9. Hepatitis A
Hepatitis A bisa menular lewat air yang sudah terkontaminasi virus Hepatitis A. Gejala hepatitis A berupa demam, diare, mual, lemas, serta kulit dan mata berwarna kuning.
10. Selesma
Selesma ditandai dengan gejala batuk dan pilek. Mungkin orang tua kerap menyebutnya masuk angin. Biasanya kondisi ini bisa cepat membaik tanpa harus dibawa ke dokter. Orang tua cukup memastikan asupan cairan cukup, anak mengonsumsi makanan serba hangat dan penuh gizi dan cukup istirahat.
(chs/chs)