SUDUT CERITA

Ganis dan Ejekan Beton yang 'Berbuah' Anxiety dan Bipolar

CNN Indonesia
Sabtu, 26 Feb 2022 18:00 WIB
Namaku Ganis Prahasti, aku adalah seorang pengidap anxiety disorder (gangguan kecemasan) dan bipolar disorder karena ejekan gemuk.
Namaku Ganis Prahasti, aku adalah seorang pengidap anxiety disorder (gangguan kecemasan) dan bipolar disorder karena ejekan gemuk. (iStockphoto/Zinkevych)

Aku mulai membenahi diri, orangtuaku pun mulai sadar untuk bersikap lebih baik padaku. Ejekan soal badan gempal ini pun tak lagi dilontarkan. Aku membaik, tapi belum benar-benar pulih.

Di luar keluarga inti, tante dan sepupu-sepupuku masih gemar mencampuri hidupku. Sampailah aku bertemu dengan suami, dia warga asli Jepang, aku bertemu dengannya melalui aplikasi pencarian jodoh, di 2019.

Tak berselang lama, pria yang kini menjadi suami ku itu melamarku. Di Februari 2020 kami menggelar pernikahan di Indonesia, setelah itu dia memboyong ku ke Jepang, hidup dengannya di negeri sakura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahagia, tentu saja. Apalagi dia menerima aku apa adanya. Karena dialah aku mau menurunkan berat badan, tapi bukan karena dia yang meminta, ini murni keinginan ku sendiri.

Sayangnya, cibiran dan ejekan itu tidak habis dilontarkan tanteku. Bahkan di hari pernikahan ku dia masih sempat berbicara tidak enak.

"Ini Ganis pake dukun ya, kok dia mau. Ganis kan gendut banget," bukan ucapan selamat atas pernikahan ku, ucapan itulah yang justru keluar dari mulut tante ku.

Dua minggu setelah menikah, aku kembali ke Indonesia. Suami ku tinggal di Jepang, toh aku hanya mengurus surat kepindahan di Indonesia, tentu tak akan lama.

Ilustrasi Prosesi PernikahanFoto: Anggi Krisna/Hiresstock
Ilustrasi Prosesi Pernikahan

Tapi hal pertama yang disampaikan keluarga besar ketika bertemu dengan ku adalah soal anak dan hubungan seksual.

"Ganis emang suaminya nafsu kalau lagi tidur bareng, kamu kan gendut pasti dia gak napsu liat kamu makanya gak bisa punya anak," itulah hal yang aku dapat setelah menikah, ucapan cibiran dari keluarga yang sampai mengorek-ngorek masalah ranjang.

Rasanya sakit, berulang kali hal ini memunculkan pikiran negatif di diri ku. Karena ini juga aku kerap bertanya pada suami, kenapa dia mau pada ku yang tidak cantik dan sangat gendut.

"Kamu gendut, iya tapi kalau ada yang bilang kamu tidak cantik itu salah. I love you, aku mencintai mu apa adanya," suami ku selalu menenangkanku, berkata bahwa gendut tak pernah masalah untuknya.

Hingga saat ini, dua tahun setelah menikah kami sedang menantikan anak pertama. Aku juga tetap menjalani pengobatan mental ku, keinginan bunuh diri memang terkadang masih ada, cibiran dari keluarga juga masih tetap ada, tapi dukungan dari suami selalu menguatkan ku.

Hal yang perlu diingat adalah, aku juga merasa bersalah dan meminta maaf pada semua teman yang pernah aku bohongi, tapi ingatlah kesehatan mental bukan main-main, bullying soal berat badan juga bukan main-main.

Cantik tidak hanya bertubuh kurus, orang gendut pun berhak mendapat kehidupan tanpa hinaan dan cacian.

Ganis memang belum sehat, tapi Ganis mencoba menjalani hidup yang lebih bahagia.

(tst/chs)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER