Menahan Kentut, Wanita Brasil Dilarikan ke Rumah Sakit
Jangan pernah menahan kentut jika tak ingin berujung dilarikan ke rumah sakit. Hal ini terjadi pada seorang perempuan asal Brasil, Viviane de Queiroz Pereira.
Viviane tak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjalani perawatan di rumah sakit akibat kebiasaan menahan kentut.
Mengutip Latest Page News, melalui sebuah unggahan di Instagram, Viviane mengaku kerap menahan kentut di depan kekasihnya karena malu. "Jangan malu kentut di depan kekasihmu," tulisnya.
Kejadian bermula saat Viviane mengalami sakit perut yang parah di pagi hari. Kondisi ini terjadi akibat gas yang menumpuk di saluran pencernaan. Setelahnya Viviane dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan.
"Saya bangun jam 5.30 pagi karena sakit perut yang parah dan berakhir di rumah sakit," tulisnya.
Kentut menjadi salah satu proses alami tubuh. Setiap orang umumnya akan mengeluarkan gas dari dalam tubuh sebanyak 20 kali dalam sehari.
Kentut sendiri terjadi saat ada kelebihan gas di dalam sistem pencernaan. Bersamaan dengan udara yang masuk ke dalam tubuh saat makan dan minum, gas tersebut terdorong untuk keluar.
Gas dapat menumpuk lebih cepat jika Anda merokok, minum melalui sedotan, dan mengonsumsi makanan yang sulit dicerna. Stres dan sembelit juga bisa memicu penumpukan gas yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.
Mengutip Healthline, beberapa penelitian menunjukkan bahwa menahan kentut tak baik untuk kesehatan. Dalam jangka pendek, menahan kentut bisa menyebabkan rasa sakit, tidak nyaman, kembung, gangguan pencernaan, hingga maag.
Pada 1970-an, para ahli menemukan bahwa kebiasaan menahan kentut dapat meningkatkan risiko diverkulitis. Nama terakhir merupakan peradangan atau pembengkakan kantung yang terbentuk di sepanjang saluran pencernaan. Jika tak diobati, diverkulitis bisa menyebabkan infeksi.
Lihat Juga : |
Saat Anda menahan kentut, tekanan gas akan menumpuk di saluran pencernaan dan menimbulkan sejumlah gejala di atas. Dalam beberapa kasus, rasa nyeri akan hadir dalam intensitas yang cukup parah.
Sebuah studi memperlihatkan bahwa sebagian gas tersebut pada dasarnya bisa diserap kembali oleh tubuh dan dikeluarkan saat Anda mengembuskan napas. Namun, sebagian besar gas akan berada di bawah tekanan saluran pencernaan hingga Anda mengeluarkannya melalui kentut atau sendawa.
(asr)