Air menjadi salah satu sumber kehidupan. Tapi air juga bisa berbahaya jika sudah tercemar limbah, bakteri dan karat.
Eksploitasi air tanah, hingga pembuangan limbah baik limbah industri maupun rumah tangga bisa merusak kualitas air yang digunakan sehari-hari.
Koordinator Kelompok Penelitian Ketahanan Air Tanah dari BRIN, Rachmat Fajar Lubis mengatakan, sejak 10 tahun ini kondisi air tanah di perkotaan menurun. Di Jakarta misalnya, rata-rata air tanah telah mengandung bakteri E.Coli dan karat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mata airnya juga kering, kualitasnya apalagi, sudah mengandung E.coli dan karat," kata Fajar dalam webinar Danone dalam rangka Hari Air Sedunia, Selasa (22/3).
E.coli dan karat ini cukup berbahaya untuk kesehatan jika masuk ke dalam tubuh manusia. Dilansir dari CDC, meskipun sebagian besar bakteri ini tidak berbahaya, tapi tetap saja manusia bisa sakit jika terpapar terus menerus.
Beberapa jenis E.coli juga bisa menyebabkan diare, infeksi saluran kandung kemih, penyakit pernapasan dan pneumonia serta berbagai penyakit lainnya.
Air yang mengandung karat, kata Fajar, biasanya berbau seperti besi dan kadang juga berwarna agak coklat. Air ini juga bisa merusak perlengkapan rumah tangga.
Selain itu risiko kesehatan yang bisa dialami juga beragam dan sangat berbahaya jika terpapar dalam jangka waktu yang lama.
"Air yang mengandung karat itu bisa menimbulkan gagal ginjal sampai gangguan tumbuh kembang anak," katanya.
Oleh karena itu, penting untuk memperbaiki kualitas air tanah agar tidak membahayakan kehidupan manusia. Perbaikan ini harus dilakukan bersama dan secara kolektif bukan hanya satu lembaga atau pihak saja.
"Kita harus lakukan upaya pembenahan air, dari mulai masyarakat sampai pembuat kebijakan, bisa dimulai dari hal kecil, dengan tidak buang sampah sembarangan dan selalu hemat air," kata dia.
(tst/chs)