Tak hanya pada orang dewasa, kondisi long Covid juga bisa terjadi pada anak. Orang tua perlu tahu gejala long Covid pada anak yang perlu diwaspadai.
Dokter spesialis anak-konsultan penyakit infeksi tropis RS Pondok Indah, Hingky Hindra Irawan Satari mengatakan orang tua tetap perlu memantau kondisi anak meski telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
"[Gejala] Omicron seharusnya 3-10 hari hilang. Delta 2 minggu hilang. Kalau salah satu gejala menetap, itu long Covid," ujar Hingky pada wartawan, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa gejala Covid-19 yang paling sering ditemukan pada anak di antaranya kelelahan, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, bersin, demam, dan batuk.
Sebelumnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Acta Paediatrica menunjukkan, dari 129 anak yang didiagnosis positif Covid-19 pada Maret-November 2020, sebanyak 42,6 persen di antaranya mengalami long Covid.
Peneliti juga pernah menemukan beberapa gejala long Covid pada anak yang dipublikasikan secara pratinjau di laman medRxiv. Beberapa gejala tersebut di antaranya:
- insomnia (18,6 persen);
- masalah pernapasan, termasuk nyeri dan sesak di dada (14, persen);
- hidung tersumbat (12,4 persen);
- kelelahan (10,8 persen);
- nyeri otot (10,1 persen);
- nyeri sendi (6,9 persen);
- sulit konsentrasi (10,1 persen).
![]() |
Para ahli sendiri mendefinisikan long Covid-19 pada anak sebagai munculnya satu gejala medis yang menetap minimal 12 pekan setelah pengujian awal.
"Gejalanya berdampak pada kegiatan sehari-hari, bisa berlanjut atau berkembang setelah terinfeksi Covid-19, dan dapat naik turun atau kambuh," ujar Profesor Sir Terrance Stevenson dari Great Ormond Street Institute of Child Health, mengutip Huffington Post.
Dengan adanya risiko long Covid-19 ini, Hingky menyarankan agar anak tetap melakukan kontrol kesehatan setelah pulih. Setidaknya, kontrol dilakukan sebulan sekali selama tiga bulan untuk mendeteksi kemungkinan long Covid.
Lihat Juga : |
"Tapi, kalau sudah ada gejala yang menetap, tidak usah menunggu sebulan. Anak lemas terus, padahal biasanya main, mual enggak habis-habis, itu juga gejala. Langsung dicek ke dokter," papar Hingky menyarankan.
Hingky menjelaskan bahwa sistem imun anak belum sepenuhnya sempurna. Selama masa pemulihan, anak memerlukan istirahat, nutrisi, dan dukung yang tepat. Kesemuanya bisa mencegah risiko long Covid.
"Perlu juga lingkungan yang mendukung. Kalau sirkulasi enggak bagus, paparan sinar matahari jarang, nafsu makan kurang, itu risiko [bisa long Covid]," ujar Hingky.
Selain itu, orang tua juga perlu tahu gejala long Covid pada anak demi mendapatkan penanganan yang tepat.
(tim/asr)