Studi Temukan Kesemutan Jadi Gejala Covid-19

CNN Indonesia
Senin, 28 Mar 2022 12:45 WIB
Kesemutan menjadi salah satu gejala Covid-19. Hal ini ditemukan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan para peneliti di Washington University.
Ilustrasi. Studi menemukan kesemutan jadi salah satu gejala Covid-19. (iStockphoto/undefined undefined)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kesemutan menjadi salah satu gejala Covid-19. Hal ini ditemukan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan para peneliti di Fakultas Kedokteran Washington University.

Tak hanya kesemutan, pasien juga mengalami nyeri dan mati rasa. Ketiganya merupakan gejala neuropati perifer.

Simon Haroutounian, kepala penelitian klinis di Washington University Pain Center sekaligus tim peneliti dalam studi, menyebut bahwa beberapa infeksi virus memang berkaitan dengan neuropati perifer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa infeksi virus, seperti HIV dan herpes zooster, berhubungan dengan neuropati perifer karena virus dapat merusak saraf," ujar Haroutounian, seperti dikutip dari laman resmi Washington University School of Medicine.

Tim melakukan penelitian terhadap pasien yang menjalani tes Covid-19 di Washington University Medical Campus mulai 16 Maret 2020-12 Januari 2021. Dari sebanyak 1.556 peserta penelitian, sebanyak 542 orang terkonfirmasi positif Covid-19, sedangkan 1.014 orang negatif.

Kemudian sebanyak 29 persen dari mereka yang terkonfirmasi positif melaporkan gejala neuropati saat diagnosis. Di samping itu, ternyata kesemutan gejala Covid-19 juga mampu bertahan selama 2 minggu sampai 3 bulan pada 6-7 persen pasien.

Temuan ini, menurut Haroutounian, memperkuat kemungkinan virus bisa terlibat dalam menimbulkan gejala neuropati perifer.

ilustrasi virus coronaIlustrasi. Kesemutan ditemukan jadi salah satu gejala Covid-19. (iStockphoto/oonal)

"Dalam kasus HIV, kami tidak menyadari bahwa itu mengakibatkan neuropati selama beberapa tahun setelah epidemi AIDS dimulai. Akibatnya, banyak orang tidak terdiagnosis karena rasa sakit yang berkaitan dengan masalah tersebut," ujarnya.

Riset ini telah diterbitkan di jurnal Pain. Dia berkata, penelitian lanjutan diperlukan untuk mereplikasi temuan. Terlebih lagi, sulit untuk menentukan varian yang mengakibatkan kesemutan gejala Covid ini.

"Jadi, kami ingin menindaklanjuti beberapa pasien yang memiliki gejala saraf yang menetap dan mempelajari tentang apa yang menyebabkan rasa sakit mereka sehingga kami dapat mendiagnosis dan merawat pasien ini dengan lebih baik ke depannya," katanya.

(els/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER