Kisah Aminah binti Wahb, Ibu Nabi Muhammad SAW yang Bernasab Mulia

CNN Indonesia
Minggu, 10 Apr 2022 17:00 WIB
Nabi Muhammad SAW lahir dari rahim seorang wanita suci dan mulia bernama Aminah binti Wahb. Berikut kisah ibu Nabi Muhammad SAW.
Ilustrasi. Nabi Muhammad SAW lahir dari rahim seorang wanita suci dan mulia bernama Aminah binti Wahb. Berikut kisah ibu Nabi Muhammad SAW. (CNNIndonesia/Astari Kusumawardhani)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nabi Muhammad SAW lahir dari rahim seorang wanita suci dan mulia. Dia adalah Aminah binti Wahb. Berikut kisah ibu Nabi Muhammad SAW.

Tidak banyak keterangan mengenai lahirnya Aminah, tapi menurut sejarah ia meninggal pada tahun 577 ketika dalam perjalanan menuju Yatsrib. Kala itu, ia tengah mengajak Nabi Muhammad SAW mengunjungi pamannya dan melihat kuburan ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib.

Aminah dilahirkan di Mekkah dengan sang ayah merupakan seorang pemimpin Bani Zuhrah, yang bernama Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan ibu Aminah adalah Barrah binti Abdul Uzza bin Utsman bin Abduddar bin Qushay.

Pemimpin para Ibu

Sebagaimana dikutip dari buku Kisah Hikayat Siti Aminah Ibunda Rasulullah SAW karya Muhammad Vandestra, Aminah adalah pemimpin para ibu, karena ia ibu Nabi Muhammad SAW yang dipilih Allah SWT sebagai Rasul pembawa risalah untuk umat manusia hingga akhir zaman.

Di kalangan Quraisy, Aminah dikenal sebagai wanita yang paling baik, dari nasab dan kedudukannya.

"Cukuplah baginya kemuliaan dan kebanggaan yang tidak dapat dimungkiri, bahwa Allah Azza Wa Jalla memilihnya sebagai ibu seorang Rasul mulia dan Nabi yang terakhir," demikian tertulis di dalam buku.

Nabi Muhammad SAW sendiri pernah bersabda tentang nasab sang ibu.

"Allah telah memilih aku dari Kinanah, dan memilih Kinanah dari suku Quraisy bangsa Arab. Aku berasal dari keturunan orang-orang yang baik, dari orang-orang
yang baik, dari orang-orang yang baik."

Sabda lainnya berbunyi, "Allah memindahkan aku dari sulbi-sulbi yang baik ke rahim-rahim yang suci secara terpilih dan terdidik. Tiadalah bercabang dua, melainkan aku di bagian yang terbaik."

Aminah lantas bukan hanya ibu dari seorang Rasul atau Nabi, tetapi juga wanita pengukir sejarah karena risalah yang dibawa putra tunggalnya sempurna, benar dan kekal sepanjang zaman. Risalah yang bermaslahat bagi umat manusia.

Kehamilan Aminah

Tak lama setelah pernikahannya dengan Abdullah, Aminah mendapatkan berita gembira kehamilan dirinya yang berbeda dengan wanita pada umumnya.

Dia mendapatkan berita itu melalui mimpi-mimpi yang menakjubkan, bahwa dia telah mengandung makhluk yang paling mulia.

Dalam mimpinya itu, Aminah seolah-olah melihat sinar yang terang-benderang mengelilingi dirinya. Ia juga seolah-olah melihat istana-istana di Bashrah dan Syam dan mendengar suara yang ditujukan kepadanya.

"Engkau telah hamil dan akan melahirkan seorang manusia termulia di kalangan umat ini!"

Sayangnya, selama masa kehamilan, Aminah ditinggal sang suami yang harus bergabung dengan kafilah Quraisy untuk melakukan perdagangan ke Gaza dan Syam.

Setelah Abdullah keluar dan bergabung dengan rombongannya tinggallah Aminah bersama dua orang wanita Bani Hasyim dan Bani Zuhrah yang rela menemaninya selama Abdullah belum pulang.

Namun, dikisahkan bahwa selesai berniaga Abdullah dan rombongan pulang melewati kota Madinah, di mana kemudian Abdullah sakit dan ditinggalkan bersama kerabatnya dari Bani Najjar selama satu bulan.

Setelah rombongan sampai di Mekkah Abdul Muthalib menanyakan keadaan Abdullah pada mereka.

Mereka menjawab:

Kami meninggalkannya bersama kerabat-kerabat Bani Najjar di Madinah karena dia sakit.

Setelah itu Abdul Muthalib mengutus anak tertuanya Al-Harits untuk menjemputnya, setelah sampai di sana Abdullah sudah dikubur.

Sepeninggal Abdullah, Aminah sangat sedih dan merana dengan perpisahan yang tidak bisa diharapkan lagi pertemuannya.

Imam Ibnu Katsir meriwayatkan dalam kitabnya, Qishashul Anbiyya, bahwa ketika Aminah mengandung sampai melahirkan Rasulullah SAW, sama sekali ia tidak merasa kesulitan.

Turut disampaikan bahwa dalam mimpinya Aminah senantiasa didatangi para Nabi-nabi terdahulu, dari sejak bulan pertama kehamilannya, yaitu bulan Rajab hingga kelahirannya di bulan Rabi'ul Awwal.

Simak kisah Aminah binti Wahb, ibu Nabi Muhammad SAW di halaman selanjutnya.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER