Pasir putih dan penuh nilai sejarah. Dua kata kunci yang bisa menggambarkan Pantai Santolo, salah satu destinasi wisata di Garut, Jawa Barat.
Wisatawan bisa melihat sisa dermaga yang dibangun Belanda di masa penjajahan. Untuk sampai di pelabuhan, wisatawan harus menyeberang menggunakan sampan ke Pulau Santolo sekitar 10 menit. Ongkosnya, Rp25 ribu untuk pergi-pulang.
Lihat Juga :![]() MUDIK LEWAT PANSELA Pendar Pelangi Curug Ceret Naringgul di Tepi Jalur Pansela |
Dermaga Santolo pernah tersohor sampai penjuru dunia karena punya peran penting bagi Belanda untuk mendistribusikan rempah-rempah di Priangan Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun nama Santolo baru ada setelah Belanda membangun pelabuhan tersebut pada 1913-an. Menurut sesepuh Santolo, Irob, nama Santolo dibuat oleh orang Belanda bernama Koopman.
Sebelum dermaga itu ada, wilayah Santolo dikenal dengan nama Cilauteureun. Pria 90 tahun itu menerangkan, Cilauteureun adalah bahasa Sunda yang berarti tempat berhentinya aliran laut.
"Santolo itu nama dari Belanda. Kalau nenek moyang mah dulu namanya Cilauteureun," kata Irob saat ditemui di rumahnya.
Irob bercerita, Dermaga Santolo bukan hanya digunakan untuk mendistribusikan rempah-rempah oleh Belanda, melainkan juga karet.
Lihat Juga :![]() MUDIK LEWAT PANSELA Seribu Pantai, Mata Lembu dan Riang Hati Susuri Jalur Mudik Pansela |
Bahkan menurutnya, Belanda juga membangun pabrik karet di sana. Sebab saat itu, Garut Selatan dikenal sebagai penghasil karet, teh dan kina. Diperkirakan ada lebih dari 16.000 hektare kebun karet di Garut.
"Di sini kan dulunya gudang karet. Ambil dari Cimari, ditaruh di sini. Jadi masjid di sini bekas pabrik karet," ucap dia.
Santolo menyimpan cerita lain. Dahulu, kata Irob, dermaga ini berdiri tak lepas dari unsur-unsur mistis.
Dia mengatakan banyak yang percaya Santolo dulu sebagai tempat 'ngelmu' atau mencari ilmu gaib.
Sebelum dermaga itu dibangun di Pulau Santolo, muncul perempuan tak dikenal menunjukkan lokasi yang tepat untuk pembangunan. Perempuan itu menghilang begitu pembangunan rampung.
"Enggak tahu makhluk halus di sini atau gimana, tapi dia yang ngasih tahu titik mana yang bisa dibangun," tuturnya.
Irob mengatakan cerita itu tersebar di kalangan warga lokal.
Lihat Juga :![]() MUDIK LEWAT PANSELA Plus-Minus Mudik Lebaran Lewat Jalur Pansela |
"Rusaknya sama orang Indonesia juga itu mah. Tahun 1988 kalau enggak salah. Tadinya benteng," kata dia.Tahun 1980-an dinding pelabuhan itu roboh karena besarnya ombak dan beberapa perahu nelayan sering menabrak.
Kini, para pengujung masih menjadikan dermaga itu sebagai salah satu tujuan wisata yang harus didatangi di Santolo, meskipun dindingnya sudah tidak utuh lagi.
Selain melihat pelabuhan legendaris, pasir putihnya juga menjadi sasaran untuk berwisata. Di Pulau Santolo, wisatawan bisa menginap atau sekadar bersantai di warung.
Selain itu, ada juga gua peninggalan Belanda yang kini lebih dikenal sebagai tempat aktivitas spiritual. Di sekitar gua itu banyak sesajen dari pengunjung yang datang.
(yla/pmg)