Vaksin kanker serviks atau human papillomavirus (HPV) akan diwajibkan untuk seluruh masyarakat Indonesia per 2023 mendatang.
Pemberian vaksin HPV ini akan gratis dengan target sasaran kelompok anak perempuan usia sekolah dasar. Vaksin akan diberikan secara berkala.
Sementara kelompok perempuan remaja dan dewasa, vaksinasi bisa dilakukan secara mandiri dan berbayar di fasilitas kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kapan waktu terbaik vaksinasi kanker serviks?
Dokter spesialis kebidanan kandungan yang aktif melayani pasien di Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, Ni Komang Yeni Dhana Sari mengatakan, kanker serviks adalah satu-satunya jenis kanker yang bisa dicegah melalui vaksinasi.
Sebab kanker ini berbeda dengan jenis lain, lantaran disebabkan oleh virus.
"Penyebab kanker ini adalah Human papillomavirus atau HPV yakni virus yang dapat menyebabkan infeksi dan berpotensi menyebabkan kanker serviks," kata Yeni saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (20/40).
Pemberian vaksin HPV sebaiknya dilakukan sejak perempuan berusia 10-13 tahun dan belum pernah melakukan hubungan seksual.
Berikut pembagian usia dan berapa banyak dosis vaksin yang harus diberikan sebagaimana dijelaskan oleh Yeni.
Vaksin HPV seharusnya diberikan kepada anak perempuan sejak berusia 10-13 tahun atau usia SD yang masih duduk di kelas 5 dan 6. Pada usia ini, vaksin akan diberikan sebanyak dua dosis dengan rentang waktu enam bulan hingga satu tahun.
"Jadi vaksin pertama diberikan saat dia kelas 5 SD, kemudian suntikan kedua diberikan saat dia kelas 6 SD," kata Yeni.
Ketika sudah memasuki usia 14 tahun ke atas atau remaja, vaksin harus diberikan sebanyak tiga kali. Dengan catatan, belum pernah melakukan hubungan seksual. Jeda vaksin diberikan dalam rentang waktu enam bulan.
Jika Anda baru sadar akan kanker serviks di usia dewasa, tidak perlu khawatir sebab belum ada kata terlambat. Kendati demikian, jumlah dosis vaksin sebanyak tiga kali suntikan.
Hanya saja, kata Yeni, sebelum divaksin peserta harus melakukan tes terlebih dahulu untuk memastikan rahimnya bersih dari virus tersebut.
"Karena risiko virus ini bersemayam di serviks lebih besar ketika seseorang sudah pernah melakukan hubungan seksual, terutama yang sudah aktif yah seksualnya," kata Yeni.
(tst/agn)