Hari Kartini menjadi momentum para wanita untuk meraih mimpi dan berkarier di bidang yang memang diinginkan, termasuk menjabat posisi penting di era pandemi.
Situasi diskriminatif atau bahkan Covid-19, seharusnya tidak bisa menghambat perjuangan para wanita ini.
Begitu juga dengan Siti Nadia Tarmizi. Wajah dan namanya kerap kali wara-wiri di layar televisi untuk memberikan update terbaru dari pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti Nadia adalah Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI dan juga juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan. Tak dimungkiri, tugasnya sebagai juru bicara memang 'jabatan' dan tugas baru di era pandemi covid-19. Sejumlah tantangan pun mulai menghadang.
Dia bertugas untuk menyampaikan informasi akurat kepada masyarakat di tengah kesibukannya sebagai salah satu direktur di Kemenkes dan juga ibu rumah tangga.
Nadia- sapaannya mengakui bukan hal yang mudah mendapat tugas sebagai juru bicara di tengah situasi Covid-19 yang saat itu masih jadi hal baru dan butuh banyak penelitian.
Bukan cuma soal kasus penyakit yang masih baru, Nadia juga harus berjuang keras untuk posisi barunya sebagai juru bicara. Apalagi berbicara di depan publik juga bukan pekerjaanya selama ini.
"Saya juga tidak punya kemampuan public speaking yang bagus, tidak tahu caranya menghadapi media di awal-awal penunjukkan itu," kata Nadia mengawali cerita kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, beberapa waktu lalu.
Sebelum berkarier di Kementerian Kesehatan, Nadia adalah dokter. Profesi ini sudah diembannya sejak lama. Wanita berhijab ini menamatkan pendidikan dokter umum di FKUI pada 1996 lalu dan bekerja di Puskesmas.
Tiga tahun berselang dia diangkat menjadi pegawai negeri sipil dan ditempatkan di Kementerian Kesehatan.
Dia mengawali karier sebagai staf, kemudian dipercaya masuk ke ranah pengendalian penyakit menular. Seiring waktu dia diberi amanah untuk menjadi direktur di bagian pengendalian penyakit menular dan vektor Kementerian Kesehatan.
Sejujurnya kata Nadia, tidak pernah terbayang sedikit pun akan dilibatkan dalam penanganan dan pengendalian Covid-19. Tapi saat ditugaskan dia pun tidak menolak meski itu berarti pekerjaanya bertambah.
"Karena di luar jadi jubir saya ini tetap direktur pengendalian penyakit menular, jadi masih mengurusi penyakit lain seperti malaria, HIV, AIDS, dan penyakit-penyakit lain," kata dia.