Selama bulan Ramadan 2022, CNNIndonesia.com menghadirkan program tanya jawab seputar Islam (Tajil). Kali ini, tanya jawab seputar Islam membahas soal memelihara anjing dalam perspektif Islam.
Tanya
Mengapa sebagian umat Islam sensitif terhadap anjing?
Jawab
Narasumber: Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rumadi Ahmad
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Assalamualaikum Wr. Wb.
Memang kalau secara fikih, anjing itu diperdebatkan. Ada yang mengatakan anjing itu najis, ada yang mengatakan tidak najis.
Dalam tradisi masyarakat kita juga ada yang suka dan tidak suka pada anjing. Bagi yang tidak suka, ada beberapa alasan, apakah karena kenajisannya, atau ada juga yang menganggap anjing bukan bagian dalam tradisi Islam.
Silakan, Anda punya argumentasi masing-masing.
Tapi, memang kadang-kadang, anjing itu digunakan sebagai bahasa umpatan. Kalau kita tidak suka sama orang, biasanya kita menyebut kata 'anjing'.
Ada juga orang yang tidak suka pada anjing sampai dibunuh, disiksa, diperlakukan tidak baik.
Pada dasarnya, semua hewan, termasuk anjing, diciptakan Allah SWT. Kita tidak boleh menyiksa, tidak boleh menyakiti.
Kalau misalnya Anda tidak mau memelihara anjing, oke itu bagus. Kalau misalnya Anda mengikuti pendapat seseorang yang memelihara anjing, Anda tetap harus memperhatikan aspek kenajisannya itu.
Sehingga kalau memelihara anjing di rumah, kita paham bagaimana tata cara membersihkannya.
Jangan kemudian hal-hal yang dianggap nasjis ini kemudian kita perlakukan seenak sendiri, dan mengabaikan aspek fikih. Aspek fikih sendiri menjadi faktor penting dalam menjalankan keber-Islam-an.
Yang penting Anda tidak saling menjelekkan satu sama lain. Apalagi ketidaksukaan pada anjing sampai Anda tunjukkan dengan menyiksa.
Demikian, kiranya bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
(asr)