Kling menegaskan bahwa Anda seharusnya tidak merasakan sakit atau nyeri setelah berhubungan seks. Pengalaman ini perlu diikuti evaluasi atau pemeriksaan dari dokter atau tenaga profesional.
Justin Garcia, direktur eksekutif di Kinsey Institute mengatakan, ada berbagai hal yang bisa menyebabkan rasa sakit, mulai dari kondisi medis hingga bagaimana Anda berhubungan seks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Anda merasakan sakit, satu hal yang perlu dipikirkan adalah, apa Anda benar-benar melakukan foreplay? Apa Anda cukup terangsang? Apa terlubrikasi?" katanya.
Jika hal-hal di atas belum terpenuhi, maka mungkin rasa timbul rasa sakit setelah berhubungan seks.
Kling dan Garcia sepakat bahwa hubungan seks selama kehamilan tidak jadi soal. Garcia menambahkan, pada ibu dengan kehamilan berisiko disarankan untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter kandungan yang menangani.
Seperti dikutip dari Mayo Clinic, bayi dalam kandungan dilindungi oleh cairan ketuban di rahim dan otot-otot rahim yang kuat. Aktivitas seksual tidak akan memengaruhi bayi.
Namun, kondisi kehamilan akan mempengaruhi kenyamanan berhubungan seksual dan gairah seks Anda.
![]() |
Dokter spesialis kandungan Ni Komang Yeni Dhana Sari tidak menganjurkan hubungan seks di tengah periode menstruasi. Jika tetap dilakukan, ada risiko infeksi dan penularan penyakit kelamin.
"Pada saat mens, mulut rahim itu terbuka, takutnya ada iritasi pada daerah vagina, atau ada kuman dari luar vagina yang terdorong masuk akibat penetrasi penis," kata Yeni saat dihubungi CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Selain itu, hubungan seks juga tidak nyaman dilakukan sebab haid kerap sepaket dengan kram perut, migrain, dan nyeri di area payudara serta vagina.
(els/asr)