Selalu ada rasa gemas saat merawat orang lanjut usia (lansia). Sesuatu yang sebenarnya biasa saja bisa membuat mereka ngomel.
Jangan kaget jika lansia kerap mudah ngambek. Bukan tanpa alasan, ahli saraf Yuda Turana mengatakan, stressor sosial lebih banyak menumpuk pada orang lansia dibandingkan mereka yang masih berusia muda.
"Penghasilan berkurang, anak yang tinggal serumah harus berbagi kasih dengan mantu, berita bahagia sama sedih banyak sedihnya, teman sebaya meninggal, pengalaman sakit. Stimulasi negatif ini trennya, ya, pada lansia," kata Yuda dalam konferensi pers bersama Alzheimer Indonesia (ALZI), Jumat (27/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi seperti ini semakin buruk di masa pandemi, saat kasus kematian pada lansia terbilang tinggi.
Yuda menuturkan, stimulasi eksternal yang serba negatif ini membebani lansia sehingga mereka umumnya lebih sensitif dalam merespons sesuatu.
Kendati demikian, lansia tak melulu dekat dengan penyakit dan sikap mudah ngambek. Kondisi ini sebenarnya bisa disiasati sejak dini saat usia masih gemilang.
"Untuk menghadapi, persiapannya bukan saat lansia, tapi pas masih muda. Kita harus sadar, suatu saat yang kita capai akan menurun semua," imbuhnya.
Yuda mengatakan bahwa riset membuktikan, aspek spiritual juga punya peran penting dalam kesehatan psikis lansia. Lansia dengan spiritualitas kuat disebut mampu bertahan dari stressor.
Selain itu, Anda juga bisa menyiasatinya dengan menumbuhkan kesadaran bahwa hal-hal akan berubah seiring bertambahnya usia.
![]() |
Ketua Dewan Pembina ALZI Eva Sabdono menambahkan, saat usia bertambah, tumbuhkan kesadaran bahwa segala sesuatunya akan berbeda dengan saat masih muda.
Misalnya, saat muda, Anda boleh saja memakan apapun yang diinginkan. Namun, hal tersebut tak lagi bisa dilakukan saat memasuki usia lanjut.
Menurut Eva, agar tetap sehat, lansia perlu mengurangi asupan lemak, gula, serta makan dengan porsi lebih sedikit.
"Kita kudu sadar pencernaan kita sudah degeneratif, berkurang kemampuannya. Lalu membatasi aktivitas, tapi tetap olahraga. Dulu saya bisa lari, main voli, sekarang, ya, udah enggak bisa. Menyadari batas kemampuan kita," katanya.
(els/asr)