Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi serius menjalani targetnya untuk melindungi wilayah pesisir ibu kota Provinsi Jawa Tengah dengan tanggul laut. Ada tiga proyek di antaranya pembangunan jalan tol Semarang - Demak, Harbour Toll (Semarang - Kendal), dan pembangunan tanggul laut di sepanjang pesisir Tambak Lorok, Kota Semarang.
Ketiga proyek itui nantinya akan menyempurnakan grand design perlindungan pesisir Kota Semarang yang telah lama direncanakan oleh Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu.
Kepala Badan Perencanaan Daerah Kota Semarang Budi Prakosa menjelaskan grand design perlindungan pesisir Kota Semarang mencakup 5 aspek. Selain tiga proyek tadi, aspek lainnya adalah peninggian elevasi Jalan Arteri Yos Sudarso untuk melindungi wilayah pusat kota, serta penanganan tanggul yang ada di dalam wilayah Pelabuhan Nasional Tanjung Emas.
"Insyaallah kalau lima itu terealisasi maka sudah tidak ada lagi yang bolong, mulai dari perlindungan sisi timur BKT dengan tol Semarang - Demak, sebelah barat BKT ada tanggul laut Tambaklorok, perlindungan kota ada Arteri Yos Sudarso, ke baratnya lagi sampai Mankang ada Tol Semarang - Kendal, lalu juga di wilayah Pelabuhan sendiri," terang Budi dalam keterangan tertulis, Senin (30/5/2022).
Hendi pun melakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah Kota Semarang dengan Pelindo III di Kantor Wali Kota Semarang, Senin (30/5) sebagai salah satu wujud keseriusan merealisasikan rencana tersebut. Melalui nota kesepahaman tersebut Hendi berharap adanya kerja sama yang saling mendukung dalam penanganan banjir rob, antara Pemkot Semarang dan Pelindo III.
Adapun nota kesepahaman tersebut akan bermuara pada pembangunan tanggul laut di pesisir Tambak Lorok yang merupakan 1 dari 5 aspek penting dalam pembangunan tanggul laut terintegrasi di Kota Semarang. Pengerjaan tanggul laut akan dikerjakan oleh Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali - Juwana. Usai penandatanganan nota kesepahaman, Hendi menegaskan kembali jika persoalan dan penanganan banjir dan rob di Ibu Kota Jawa Tengah ini sudah direncanakan dari awal dan terus berproses.
"Project ini sudah direncanakan dari jauh-jauh hari dengan solusi pembangunan tanggul laut di sepanjang Tambaklorok menggunakan sheet pile," jelas Hendi.
Hendi menjelaskan jika sebenarnya pada awal tahun lalu BBWS telah menyetujui program tersebut, namun terkendala lahan. Untuk itu kemudian Pemerintah Kota Semarang menjalin komunikasi dengan Pelindo agar program penanganan rob ini bisa terealisasi.
"Kita komunikasi terus, hingga akhirnya hari ini tersedia lahan untuk BBWS membangun tanggul laut atau sabuk pantai," imbuhnya.
Adapun Hendi menerangkan bahwa anggaran yang digelontorkan sekitar Rp 300 miliar yang rencanannya akan mulai dilelangkan pada awal Juni ini. Sistem pembangunannya sendiri akan bersifat tahun jamak, sehingga diprediksi rampung pada tahun 2023.
"Juni ini akan dilelang, kalau tidak salah dengar nantinya ada dua tahun anggaran. Tapi finishing semua ini tetap pada Tol Laut," tuturnya.
Wali Kota Semarang itupun mengungkapkan dalam komunikasi yang dijalinnya, pihak Pelindo III dan kawasan industri yang ada di Tanjung Emas juga ketar-ketir dengan peristiwa jebolnya dua titik tanggul beberapa hari lalu.
"Untuk penanganannya saat ini kan baru sementara, di sana ada talud sepanjang 500 meter. Pelindo juga akan melakukan penguatan tanah sementara yakni tanggul yang retak ataupun rawan. Kuncinya di Pelindo dan Lamicitra," pungkasnya.
Sementara itu, Regional Head 3 Pelindo Ardhy Wahyu Basuki mengamini jika nota kesepahaman yang ditandatanganinya dimaksudkan untuk mendukung dan menyukseskan pembangunan tanggul laut.
"MoU ini untuk mensukseskan pembangunan tanggul laut di Kawasan Tambaklorok. Pemerintah melalui BBWS akan membangun tanggul laut untuk fasilitas umum (fasum)," ungkap Ardhy.
(adv/adv)