5. Simpan bahan makanan dengan benar
Salah satu hal yang membuat pengeluaran membengkak adalah banyak bahan makanan yang sia-sia sebelum diolah. Kenapa? Anda menyimpannya dengan tidak benar. Anda menyimpan, misal, seledri, daun bawang di kulkas dan ditaruh begitu saja. Sayuran ini pun kering dan tidak bisa diolah lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal sayuran berdaun seperti ini sebaiknya dicuci dan dibungkus kertas baru diletakkan di rak kulkas khusus sayuran (biasanya di kulkas paling bawah). Kasus serupa terjadi pada bahan makanan lain, sehingga perlu evaluasi soal cara penyimpanan.
6. Bersih-bersih kulkas
Rumah tangga mengandalkan kulkas untuk menjaga bahan pangan tetap segar dan awet. Namun kadang yang terjadi sebaliknya sebab makanan kadang cepat busuk atau rusak. Ini bukan salah kulkas Anda tetapi bagaimana Anda memperlakukan si kulkas.
Sebaiknya, jadwalkan bersih-bersih kulkas rutin misal sebulan sekali, beriringan dengan jadwal belanja bulanan. Sebelum belanja, kulkas harus bersih dan bahan-bahan yang sudah tidak layak simpan dieliminasi. Kemudian berikan ruang buat kulkas 'bernapas' sebab isi yang terlalu padat malah membuat kulkas sulit menjaga suhunya.
![]() ilustrasi lemari es |
7. Tidak terlalu anti dengan makanan beku
Makanan beku kadang mendapat predikat kurang baik sebab dianggap tidak segar dan kurang menyehatkan. Padahal bahan pangan beku (frozen food) bisa menolong rumah tangga dengan kepraktisan saat mengolah dan waktu penyimpanan lebih lama.
Anda hanya perlu untuk memperhatikan jumlah dan frekuensi mengonsumsinya.
8. Menanam bahan pangan sendiri
Anda tidak harus serta merta menyediakan lahan untuk berkebun. Ada beberapa bahan pangan yang sebenarnya mudah ditanam tanpa memerlukan lahan besar.
Sayuran seperti sawi, pokcoy, tomat, daun jeruk, cabai tidak sulit untuk ditanam dan dirawat. Anda bisa berhemat dan tetap bisa memastikan keamanan dan kesegaran bahan pangan buat keluarga.
(els/chs)