Orang Jepang terbuka dengan ide baru
Di sisi lain, asal usul tempura ini menurut Hara tidak terlepas dari orang Jepang yang memiliki pola pikir terbuka dan mau belajar. Hal ini tentu disambut baik oleh Portugis yang baru datang ke Jepang kala itu.
"Tahun 1500-an di Jepang adalah periode perang saudara [dan penyatuan]," jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah saat orang berpikiran terbuka terhadap ide-ide baru. Mereka ingin belajar lebih banyak tentang dunia, terutama dari pengunjung Barat." jelasnya.
Hara mengatakan orang Jepang mengambil resep peixinhos da horta dan mengubahnya, meringankan adonan dan menggunakan bahan yang berbeda.
"Orang Jepang sudah tahu cara menggunakan senjata, tetapi berbeda dengan tepung. Ketika mereka bertanya apa yang harus dilakukan dengan tepung, orang Portugis menyuruh mereka menggorengnya dengan sayuran saja. Mereka masih tidak yakin bagaimana membuatnya, jadi orang Portugis mengajari mereka. Begitulah tempura dimulai di Jepang," katanya.
Portugis akhirnya mendirikan pos perdagangan di Jepang dan tinggal di negara itu selama kurang dari satu abad. Selama waktu ini, "tempura" mulai menyebar ke seluruh negeri, disajikan di warung pinggir jalan kecil yang dikelola keluarga yang disebut yatai.
Sementara tempura mulai menjadi hidangan masyarakat yang segera menarik perhatian kaum bangsawan. Seperti orang Portugis, orang Jepang belajar bahwa menggoreng bisa membantu mengawetkan makanan lebih lama.
"Setelah mereka belajar memasak sayuran sebagai tempura, orang Jepang memutuskan untuk mencoba metode yang sama dengan belut laut," tambahnya.
"Belajar mengawetkan belut laut dengan menggorengnya sebagai tempura terbukti sangat berguna, karena itu berarti akan bertahan selama beberapa hari dalam perjalanan panjang dari Edo [Tokyo hari ini] ke Kyoto, di mana ia dapat disajikan kepada kaisar," kata Hara.
(tst/chs)