Musim Panas di Kuil Jepang dan Upacara 'Santet' Voodoo Putin

CNN Indonesia
Rabu, 15 Jun 2022 15:41 WIB
ilustrasi (iStockphoto/laymul)
Jakarta, CNN Indonesia --

Musim panas di Jepang diwarnai dengan kunjungan ke kuil sambil memohon doa.

Namun bukannya datang ke kuil sembari memasang jimat dan berdoa, kali ini warga Jepang di Prefektur Chiba justru datang ke kuil sambil memasang boneka jerami.

Di Jepang, ada sejenis boneka yang dibuat dari jalinan jerami yang diikat menjadi satu. Boneka ini disebut sebagai wara ningyo. Akan tetapi, wara ningyo bukanlah boneka sembarangan hasil karya seni. Dibanding boneka yang menggemaskan, wara ningyo lebih mirip boneka voodoo Jepang yang menakutkan. Boneka ini dibuat untuk seseorang yang ingin Anda celakai dengan menancapkan paku di tubuh boneka jerami tersebut.

Mengutip Sora News 24 dari Asahi Simbun, tak bisa sembarangan menancapkan paku pada boneka ini. Mereka harus memaku boneka ini ke pohon yang ada di kuil Shinto antara jam 1-3 pagi. Boneka ini harus dipaku ke pohon dalam upacara yang disebut sebagai ushi no toki mairi.

Populernya voodoo ala Jepang ini membuat wara ningyo ditemukan tersebar di pohon di pekarangan tujuh kuil di kota Matsudo, 20 menit ke timur Tokyo. Di Kuil Kanegasaku Kuamano, misalnya, boneka itu ditemukan dipaku di pohon kapur barus, yang berusia lebih dari 200 tahun dan bahkan lebih tua dari kuil itu sendiri.

Hanya saja, boneka jerami ini ternyata juga mengikuti perkembangan zaman. Wara ningyo sekarang ini juga ditempeli dengan foto wajah orang yang ingin disantet.

Akan tetapi bukan hanya kebencian personal terhadap seseorang yang ditunjukkan oleh warga Jepang, nyatanya ada satu orang yang sama yang tampaknya tak disukai orang Jepang. Hal ini terlihat dari foto yang ditempel di wara ningyo.

Satu orang yang banyak dipilih sebagai target bersama voodoo Jepang ini tak lain tak bukan adalah Presiden Rusia Vladimir Putin. Bahkan tak cuma foto, pada salah satu boneka, yang ditemukan di Kuil Kanegasaku Kuamano Masudo, juga memiliki selembar kertas yang terlipat. di dalamnya dengan nama lengkap Putin, usia saat ini, dan tanggal lahir, semuanya ditulis dalam bahasa Jepang, serta pesan "Berdoa untuk kematiannya."

Pendeta dan penjaga kuil meminta agar siapa pun yang melakukan ushi no toki mairi berhenti, dan sementara santet atau kutukan itu sendiri bukanlah pelanggaran yang dapat dikenakan denda, polisi setempat sedang menyelidiki insiden tersebut sebagai kejahatan pelanggaran dan vandalisme.

(chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK