A TO Z

Waspada Kutil Kelamin, Penyakit Seksual yang Diam-diam Menghanyutkan

CNN Indonesia
Sabtu, 25 Jun 2022 20:05 WIB
Masih banyak orang menyepelekan kutil kelamin. Padahal, jika tak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa berujung pada kanker serviks.
Ilustrasi. Masih banyak orang menyepelekan kutil kelamin. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)

"Selain itu pasien juga akan merasa malu pada partner seks-nya karena alat genitalnya jelas bermasalah. Rasa malu ini juga membuat pasien enggan berobat ke dokter karena takut disalahkan atas penyakit yang dia derita," kata Amelia.

Saat kutil kelamin muncul, biasanya ditandai dengan benjolan halus atau kasar berwarna kulit, merah muda, maupun keabuan. Ada juga yang bentuknya seperti kembang kol yang semakin lama semakin banyak dan membesar dengan cepat dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Selain itu, pada beberapa kasus, rasa gatal atau ketidaknyamanan di area genital dan perdarahan saat berhubungan seks juga bisa menjadi tanda-tanda Anda mengalami kutil kelamin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana kutil kelamin menular?

Tak melulu lewat kontak seksual, kutil kelamin juga bisa ditularkan melalui cara lainnya. Berikut beberapa cara yang bisa membuat kutil kelamin menempel di tubuh Anda:

- kontak langsung dengan mukosa atau cairan dari penderita;
- menular saat proses melahirkan pervaginam dari ibu yang terinfeksi;
- hubungan seksual penetrasi melalui anal maupun penetrasi biasa;
- seks oral;
- kontak langsung maupun tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi dengan HPV (fomites) juga dapat menularkan ke orang lain;

Mereka yang sudah terinfeksi dan mengalami Genital Warts juga harus waspada karena sifatnya kambuhan.

Bagaimana cara mencegah dan mengobati kutil kelamin?

Salah satu hal yang penting dilakukan adalah deteksi dini. Diagnosis umumnya dilakukan melalui pemeriksaan klinis langsung.

Beberapa pemeriksaan penunjang diantaranya adalah tes asam asetat, pap smear, patologi, pemeriksaan dengan alat pembesaran optik (kolposkop), dan identifikasi genom HPV. Namun yang perlu sering dilakukan secara rutin yakni pemeriksaan klinis, tes asam asetat, dan pap smear.

"Diagnosis yang tepat merupakan langkah awal sebelum pemberian terapi," tutur Amelia.

Sementara itu, pengobatan genital warts sebenarnya masih di seputar mengontrol lesi melalui pengolesan cairan kimia, tindakan elektrokauter (bedah listrik), cryotherapy (bedah beku), laser, serta bedah eksisi.

Pertimbangan pemberian terapi ini akan disesuaikan dengan luas dan derajat keparahan penyakit, lokasi, komplikasi terkait terapi, preferensi pasien, ketersediaan terapi, dan juga kondisi penyerta (komorbiditas).

"Sampai saat ini memang masih belum ada obat spesifik yang dapat mencegah penambahan jumlah virus sehingga pengobatan masih bertujuan untuk menghilangkan gejala klinis saja dan tidak dapat menghilangkan virus," kata dia.

Maka dari itu, lanjut Amelia, salah satu langkah yang bisa dilakukan masyarakat, khususnya kaum Hawa, adalah melakukan vaksinasi HPV. Vaksin dapat diberikan setelah genital warts bersih melalui terapi pengobatan maupun bagi mereka yang belum pernah tertular virus di usia produktif.

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER