Jakarta, CNN Indonesia --
Percayalah, Kulon Progo bukan sekadar akses pintu masuk menuju Kota Yogyakarta. Lebih dari itu, berjuta-juta pengalaman bisa didapat dari sana.
Tak disangka, kunjungan kali ini ke Kulon Progo memberikan kesan mendalam. Jika kabupaten ini diwujudkan dalam persona, sosoknya bisa membawa Anda pada pengalaman romantis sekaligus memacu adrenalin.
Kata 'kulon' dalam bahasa Jawa berarti 'barat' dan Progo adalah nama sungai yang mengalir melintasi Jawa Tengah serta Yogyakarta. Dari sini, Kulon Progo mengandung makna wilayah yang berada di barat Sungai Progo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kulon Progo bisa diakses melalui jalur darat maupun udara. Untuk jalur udara, Anda cukup menggunakan pesawat dan turun di New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Sementara untuk jalur darat, Anda bisa berkendara selama sekitar 40 menit dari Kota Yogyakarta atau naik kereta bandara dengan membayar Rp20 ribu.
Kalau sudah sampai Kulon Progo, apa saja yang bisa dilakukan?
Pilihannya beragam. Namun, saya berkesempatan untuk menikmati Kulon Progo dengan cara berbeda.
Menginap di hotel bintang empat plus
Saya menggunakan moda transportasi kereta bandara saat bertandang ke Kulon Progo. Dari Jakarta, saya turun di Stasiun Tugu lalu dilanjutkan naik kereta bandara.
Selain mencari kenyamanan, saya juga memanfaatkan fasilitas antar-jemput gratis dari Grand Dafam Signature International Airport Yogyakarta (GDSIAY), hotel tempat saya menginap. Rasanya ini pilihan tepat, sebab hotel berada tepat di depan gerbang utama NYIA.
Setibanya di hotel, semua yang dihadirkan melebihi ekspektasi.
 Suasana kamar hotel Grand Dafam Signature International Airport Yogyakarta. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
Ada kesan megah dan mewah seperti hotel-hotel besar ibukota. Namun, ada elemen-elemen yang menonjolkan unsur budaya lokal Jawa.
Beberapa bangunan di hotel tampak mengadopsi konsep rumah joglo. Di beberapa titik, terdapat juga ornamen yang menggambarkan mata pencaharian warga Kulon Progo yang tak jauh dari pertanian.
Selain itu, ada pula motif geblek, yakni makanan khas Kulon Progo. Hotel ini tampak berupaya penuh untuk menonjolkan kearifan lokal masyarakat setempat.
Staf kemudian mengantar saya ke kamar di lantai enam. Melihat interiornya, saya pikir kamar ini layak dibanderol Rp1 juta ke atas. Namun kenyataannya, kamar dihargai tidak sampai Rp1 juta. Dari kamar ini, saya bisa menyaksikan lansekap alam Kulon Progo berupa hijau sawah yang luas.
Hingga 31 Juli 2022, terdapat harga promo Rp488 ribu untuk tipe superior. Sementara untuk tipe deluxe dibanderol dengan harga mulai dari Rp638 ribu.
Bersepeda keliling desa
 Bersepeda keliling desa di Kulon Progo memberikan pengalaman yang tak terlupakan. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
Pagi ini, saya akan bersepeda keliling desa di belakang hotel. Sementara menunggu rekan-rekan lain, saya menikmati sarapan sambil mengamati interior restoran.
Sekitar pukul 07.30 WIB, saya bersiap untuk bersepeda. Sepeda-sepeda tua sudah berjajar di depan hotel bersama sang empu, Muntowil, atau yang akrab disapa Towil. Ia memiliki paket wisata keliling desa dengan sepeda onthel bernama Towil Fiets.
"Kisaran paketnya dari Rp250 ribu sampai Rp350 ribu per orang. Berdua saja bisa [dan akan] ditemani satu guide, jadi private. Rutenya bisa diobrolin, sesuai keinginan," ujar Towil di sela mempersiapkan rombongan tur.
Ternyata, keliling desa dengan bersepeda begitu menyenangkan. Kami diajak melintasi persawahan dan rumah warga Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon. Lelah seolah tak terasa sebab pemandangan sepanjang jalan sangat indah, mulai dari hijaunya sawah, kesibukan orang di sawah, juga gunung dan perbukitan.
Menyicip sego berkat
 Sajian seporsi sego berkat di Warung Sego Berkat Pare Anom Bu SPA, Kulon Progo. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
Mungkin sudah 30 menit lebih kami mengayuh. Roda sepeda melintasi jalan aspal, jalan tanah, dan berbatu hingga menyeberang rel kereta api.
Tak lama, Towil mengajak kami berhenti di warung makan Sego Berkat Pare Anom Bu SPA.
SPA merupakan singkatan dari Sri Puji Astuti, sang pemilik warung makan. Menu andalannya berupa sego berkat atau nasi berkat.
Nasi yang hangat mengepul disajikan di atas daun jati lengkap dengan lauk pauk berupa telur, tempe, dan tahu bumbu bacem, mi telor, sayur pepaya muda, sayur kacang tolo, gudeg, dan sedikit suwiran daging ayam.
Mengintip dapurnya, proses pengolahan bahan pangan masih menggunakan tungku kayu bakar. Ini yang membuat sajian menghadirkan aroma 'smokey' yang unik.
Sego berkat pun dilengkapi dengan minuman dari racikan rempah seperti jahe, daun jeruk, daun serai, dan gula aren. Rasanya hangat dan menyegarkan, mengembalikan tenaga setelah bersepeda.
Simak ke halaman berikutnya..
Naik mobil jip wisata ke Kalibiru
Dari warung makan, kami mengayuh lagi untuk kembali ke hotel. Towil berkata total jarak tempuh perjalanan kami tadi sekitar 10 km. Sungguh pencapaian luar biasa.
Akan tetapi, perjalanan belum usai. Saya rasa kunjungan ke Kulon Progo belum sah kalau belum ke Kalibiru. Untuk menambah keseruan perjalanan, saya menyewa mobil jip wisata dari komunitas Jeep Wisata Glagah (Jewiga).
Yuli Santoso jadi pengemudi sekaligus pemilik jip klasik yang membawa saya siang itu ke Kalibiru. Desain jip tidak memiliki kaca depan atau kap penutup bagian atas. Saya pun wajib mengenakan helm pengaman selama perjalanan.
 Perjalanan ke Kalibiru, Kulon Progo, menaiki mobil jip cocok bagi Anda yang senang memacu adrenalin. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
Sekitar pukul 11.00 WIB kami beranjak. Perjalanan ke Kalibiru dengan jip memberikan sensasi berbeda. Selain berkendara dengan 'AC alami', ada sensasi 'deg-deg-ser' tiap kali melintasi tanjakan curam. Namun, kendaraan 4-wheel-drive ini melaluinya dengan mudah.
Perjalanan memakan waktu hampir dua jam. Selama ini pula, saya melintasi tiga desa sambil disuguhi pemandangan indah. Saya tak berhenti berdecak kagum saat melintasi pinggir Waduk Sermo.
"Nah kita nanti bakal ke atasnya waduk," ujar Yuli menjelaskan letak Kalibiru.
Melihat Waduk Sermo dari ketinggian
Dari atas, kabut tipis menyelimuti sebagian pegunungan dan bukit-bukit. Namun. saya masih bisa menemukan Waduk Sermo.
Untuk pemandangan lebih jelas, saya memberanikan diri untuk memanjat pohon, spot favorit wisata Kalibiru.
Saya dibantu petugas mengenakan tali pengaman. Sembari merapal doa, saya merangkak di tangga kayu. Di seberang, petugas lain siap mengambil gambar. Saya baru paham, rupanya foto-foto Kalibiru yang beredar di media sosial diambil di spot ini.
Begitu selesai, foto hasil jepretan bisa langsung dipindahkan ke ponsel.
Off-road Pantai Glagah
Setelah menikmati lanskap Kulon Progo dari ketinggian, saya melanjutkan petualangan ke Pantai Glagah. Kami beranjak sekitar pukul 15.00 WIB
Apalah artinya mengendarai jip tanpa melintasi jalan-jalan 'tak biasa'? Jewiga memiliki paket wisata Pantai Glagah dengan 'bumbu' off-road.
Selama perjalanan, tangan saya tak lepas dari pegangan besi di dashboard. Barangkali Yuli nyaris sakit telinga karena saya selalu berteriak tiap kali kami berusaha melintasi gundukan tinggi.
Hari semakin gelap, tetapi perjalanan belum selesai.
 Adrenalin terpacu saat menyusui Pantai Glagla dengan menggunakan mobil jip. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
Saya sempat dibuat takut saat melintasi air. Sepertinya ini mirip area pinggir rawa atau laguna. Yuli memacu kendaraan tanpa ragu, sedangkan saya sudah ketakutan setengah mati. Saya khawatir kalau-kalau ban mobil tidak menapak permukaan yang cukup stabil.
Jipp sempat berhenti di satu titik dalam kondisi miring dan ban terendam air. Yuli tetap tenang. Saya semakin takut karena tidak bisa berenang kalau terjadi kemungkinan terburuk. Untungnya, kondisi ini tak berlangsung lama.
"Udah, habis ini udah enggak ada kok [yang melewati air]," kata Yuli menenangkan.
Ingin merasakan keseruan ini? Anda cukup merogoh kocek sebesar Rp750 ribu per jip untuk long trip (Kalibiru-Pantai Glagah). Sementara short trip dikenakan biaya Rp200 ribu per jip, kemudian Rp350 ribu untuk short trip lengkap dengan jalur off-road.
Menikmati malam di laguna
Saya mengakhiri petualangan di Laguna Pantai Glagah. Laguna menjadi pembeda Pantai Glagah dengan pantai-pantai lain di kawasan Yogyakarta.
Laguna terbentuk dari air asin yang terpisah akibat pemasangan pemecah ombak.
Kontras dengan debur ombak pantai selatan, air di laguna begitu tenang. Di tepi laguna, terdapat warung-warung makan dengan sajian menu lokal.
Suasana romantis di laguna tidak kalah dengan makan malam di restoran mewah. Di sini, kemewahannya berupa semilir angin, pemandangan kapal-kapal boat, dan temaram lampu. Saya cukup beruntung karena pada 15 Juni 2022 malam, bulan tampak bulat penuh dan bercahaya.
Pengalaman di atas hanya secuil kekayaan Kulon Progo yang saya cicipi pertengahan Juni lalu. Masih ada banyak yang ditawarkan oleh Kulon Progo.