Diperjuangkan Ibu untuk Obati Anaknya, Apa Sebenarnya Ganja Medis?

CNN Indonesia
Senin, 27 Jun 2022 14:03 WIB
Santi, seorang ibu asal Sleman, Yogyakarta, memperjuangkan dilegalkannya penggunaan ganja medis. Apa sebenarnya ganja medis itu?
Ilustrasi. Seorang ibu memperjuangkan ganja medis untuk mengobati anaknya yang mengidap Japanese encephalitis. (AFP/MENAHEM KAHANA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pika, seorang anak dengan Japanese encephalitis, memerlukan ganja medis untuk pengobatan. Sang ibu, Santi Warastuti, telah melayangkan permohonan uji materi UU Narkotika bersama dua ibu lain ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada November 2020 lalu, tapi belum dikabulkan.

"Ganja medis ini bagi saya urgent, karena Pika, anak saya itu masih belum bebas kejang," kata Santi saat ditemui di sela gelaran car free day, Minggu (26/6).

Ganja medis yang diperlukan Pika berbeda dengan ganja yang beredar ilegal dan disalahgunakan sejumlah orang. Seperti dilansir dari WebMD, ganja medis merupakan pemanfaatan komponen kimia pada tumbuhan ganja untuk tujuan pengobatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada lebih dari 100 senyawa kimia pada ganja yang disebut cannabinoids. Namun untuk keperluan medis, hanya dua senyawa yang digunakan, yakni Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD).

THC sendiri mampu memberikan efek relaksasi. Efek ini biasa diperoleh mereka yang mengisap daun ganja kering untuk keperluan rekreasi.

Sementara cannabidiol atau CBD banyak dipasarkan dalam bentuk minyak yang bisa digunakan secara topikal maupun oral.

Dikutip dari Forbes Health, minyak CBD akan berinteraksi dengan reseptor saraf dan kemudian mengirim sinyal pada sel untuk regulasi gerakan, mood, imun, dan kestabilan kondisi.

Manfaat Ganja Medis

Sejumlah studi telah menemukan bahwa ganja medis mampu mendukung pengobatan untuk beberapa penyakit. Berikut diantaranya:

Sejumlah riset menemukan bahwa ganja medis mampu mendukung pengobatan untuk beberapa penyakit antara lain:

1. Alzheimer
2. Kanker
3. Penyakit Crohn
4. Penyakit yang menyerang imun seperti HIV/AIDS dan multiple sclerosis (MS)
5. Anorexia dan gangguan makan lain
6. Epilepsi
7. Glukoma
8. Gangguan kesehatan mental
9. Kram otot
10. Mual dan rasa nyeri
11. Kejang
12. Masalah nafsu makan

A worker displays cannabis flowers at Israeli company up B.O.L Pharma, which makes  medical cannabis products, poses at the greenhouse near Moshav Yad Binyamin in southern Israel on February 1, 2022. - A modest town of Yeruham in the southern Negev desert wants to transform its image and attract a new population of workers by becoming Ilustrasi. Kandungan dalam ganja memiliki manfaat untuk kesehatan. (AFP/MENAHEM KAHANA)

Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui detail efek dari CBD untuk kesehatan.

Peneliti dari University of Pennsylvania Perelman School of Medicine, Marcel Bonn-Miller mengatakan bahwa studi tentang ganja medis paling banyak membuktikan bahwa senyawa ini mampu mengurangi rasa sakit kronis, mual dan muntah akibat kemoterapi, dan kram otot.

Pike sendiri diketahui mengidap Japanese encephalitis (JE) atau kondisi infeksi yang mengakibatkan radang otak. Dikutip dari laman IDAI, JE bisa mengakibatkan kematian dengan angka 20-30 persen dan gejala gangguan saraf pada 30-50 persen penderitanya.

Kalau anak berhasil bertahan hidup, biasanya ia akan mengalami gejala sisa (sekuele) antara lain gangguan sistem motorik, gangguan perilaku, gangguan intelektual, dan gangguan fungsi saraf lain.

Menurut Santi, Pika terus mengalami kejang sejak 2015 dan berharap pada pengobatan ganja medis.

Beberapa tahun belakangan, ganja medis mendapat perhatian besar sebab bisa membantu pasien dengan kejang. FDA juga sudah memberikan izin edar terhadap obat Epidiolex yang terbuat dari CBD untuk terapi kejang berat atau kejang yang sulit diobati.

Sejumlah studi membuktikan, beberapa orang dengan kasus kejang berat mampu menurunkan kekambuhan setelah mengonsumsi obat.

(els/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER