Haji khusus menggunakan kuota negara yang dibagi menjadi kuota haji regular dan kuota haji khusus. Sedangkan haji mujamalah atau furoda tidak menggunakan kuota negara.
"Haji khusus dulu disebut haji plus, resmi menggunakan kuota negara dan ada standar pelayanannya. Pemerintah melakukan pengawasan ketat terhadap penyelenggaraan ibadah haji khusus," kata Nur Arifin.
Haji plus tentu saja memiliki waktu tunggu yang lebih singkat dibanding haji reguler. Jika Haji Reguler memiliki waktu tunggu sampai belasan bahkan puluhan tahun, maka haji reguler akan lebih cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika haji furoda adalah 'tamu kehormatan' atas undangan Arab Saudi maka haji plus adalah cara naik haji dengan bantuan penyelengaraan pihak swasta. Sedangkan haji reguler diselenggarakan oleh pemerintah.
Dibandingkan dengan haji reguler, Haji plus lebih mahal empat kali lipat. Sedangkan dibandingkan Haji Furoda, haji plus 2 kali lipat lebih murah.
Selain itu, untuk fasilitas yang didapatkan, jika haji furoda mendapat fasilitas menginap di hotel bintang lima dan fasilitas mewah, maka haji khusus mendapatkan sedikit di bawah itu. Haji plus disebut dapat penginapan dekat Masjidil Haram dan akomodasi, transportasi, dan konsumsi ditanggung oleh penyelenggara.
Penyelengaraan haji reguler ditangani oleh negara, dalam hal ini Kementerian Agama. Dibandingkan dengan haji furoda dan haji onh plus, haji reguler memang punya biaya yang lebih murah.
Hanya saja, bagi calon haji jalur haji reguler harus bersabar lantaran waktu tunggu yang sangat panjang dari belasan sampai puluhan tahun.
Dengan harga yang lebih murah, fasilitas yang didapatkan oleh jemaah haji reguler juga terbatas. Jemaah haji reguler biasanya mencapai 1-3 km dari Masjidil Haram, dan calon haji harus menanggung biaya akomodasi mereka sendiri di sana.
(chs)