Sebut Terancam Dibunuh Antek Putin, Model Bikini Lari dari Ukraina

CNN Indonesia
Senin, 04 Jul 2022 14:55 WIB
Model asal Brasil Liziane Gutierrez menerima ancaman pembunuhan dari pihak yang dia sebut sebagai antek-antek Vladimir Putin.(WireImage/Bryan Steffy)
Jakarta, CNN Indonesia --

Model asal Brasil Liziane Gutierrez menerima ancaman pembunuhan dari pihak yang dia sebut sebagai antek-antek Vladimir Putin. Ancaman ini terjadi saat dia menginap di sebuah hotel di Ukraina.

Model yang pernah menggugat rapper Chris Brown pada 2016 silam itu menerima ancaman pembunuhan melalui surat kaleng setelah dia pulang kencan bersama seorang petinju terkenal di Kyiv, Ukraina.

Gutierrez adalah seorang model bikini yang berada di Ukraina untuk ikut serta dalam perjuangan melawan Rusia. Dia langsung melarikan diri setelah menerima surat ancaman dengan detail lokasi, bahkan bagaimana si pengirim itu ingin membunuhnya.

Dilansir dari Daily Star, ancaman pembunuhan itu datang setelah Gutierrez mengunggah foto dirinya berpose di atas tank tua dan rusak milik Rusia. Dalam foto tersebut Gutierrez tampak gagah dengan mengenakan setelan celana army dan sebuah topi di kepalanya.

Pesan misterius yang dia terima mengatakan Gutierrez tampak "cantik saat makan malam", surat itu juga menyebutkan detail nama teman kencan yang merupakan seorang mantan juara tinju, dan mengidentifikasi tempat di mana keduanya makan malam.

Dilansir Mirror, surat itu juga bertanya kepada Gutierrez apakah ingin dibakar dalam gaun yang dikenakannya, memperingatkan bahwa mereka tahu di mana keluarganya tinggal dan memerintahkannya untuk "keluar".

[Gambas:Instagram]

Sebenarnya, ini bukan kali pertama dia menerima ancaman pembunuhan. Bulan lalu dia juga menerima ancaman pembunuhan dari Rusia yang tentu saja tidak dipedulikan. Namun, kali ini rincian dalam surat yang diterima membuatnya merasa ketakutan.

"Masalah dengan surat ini adalah mereka memiliki apa yang saya kenakan, di mana kami berada dan dengan siapa saya," katanya.

"Saya mulai panik, saya mulai panik, karena mereka memiliki rincian dalam surat itu. Saya tidak tahu siapa yang menulisnya, tetapi mereka punya fakta." lanjutnya.

Gutierrez pertama kali melakukan perjalanan ke Ukraina pada pertengahan Maret dan menjadi salah satu sukarelawan sebagai pekerja bantuan. Dia mengaku bertemu petinju, orang Ukraina yang cukup berpengaruh melalui seorang teman dan kencan mereka selalu diatur dengan sangat hati-hati.

Semua telekomunikasi dilakukan melalui perantara, tidak ada foto yang diambil, dan tidak ada postingan yang dibuat di media sosial.

"Setiap saat, dia sangat, sangat berhati-hati," katanya. "Saya naik satu mobil, dia naik mobil yang berbeda,"

Namun, pada malam kencan terakhir mereka di Premier Palace Hotel, Gutierrez mengatakan dia melihat dua pria di jalan di luar kamarnya menunjuk ke jendelanya. Keesokan paginya, dia menerima surat nahas itu melalui resepsionis hotelnya.

Gutierrez mengatakan dia segera memperingatkan perantara yang telah mengatur kencannya dengan petinju itu dan seseorang dikirim untuk mengambil surat itu.

Tapi sejak saat itu dia tidak memiliki kontak dengan teman kencannya tersebut. Dia kemudian hanya tinggal di kamar hotelnya dan bersembunyi di Rivne - 190 mil sebelah barat ibukota Ukraina dan memutuskan untuk pergi.

"Saya tinggal di hotel selama beberapa hari lagi. Mereka mengatakan kepada saya untuk tidak memposting apa pun di media sosial. Saya pergi ke Rivne dengan beberapa temannya selama beberapa hari," kata dia.

Gutierrez mengatakan hingga saat ini dia tidak tahu siapa yang mengirim ancaman tersebut, walau begitu dia masih berharap bisa ke Ukraina.

(tst/chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK