SUDUT CERITA

Menghabiskan Waktu di Jalan, Mengadu Nasib di Jakarta

CNN Indonesia
Kamis, 14 Jul 2022 18:15 WIB
Bekerja di Jakarta dan punya rumah lintas kabupaten/kota adalah hal biasa bagi pekerja ibu kota. Untuk bekerja, mereka harus rela menghabiskan waktu di jalan.
Ilustrasi. Sejumlah pekerja Jakarta harus rela menghabiskan waktu di jalan untuk menuju kantornya. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

"Biasanya berangkat dari rumah jam 06.00 WIB. Di awal pindah ke Parung Panjang ngerasa capai banget karena masih kaget," kata Nara.

Nara mengaku sering merasa stres saat tiba di rumah setelah pulang kerja. Stres yang dialami ini bukan hanya karena perjalanan jauh yang mesti ditempuh tiap hari, tapi juga keadaan rumah yang berantakan karena tak ada waktu beres-beres.

Padahal, ketika masih tinggal di Jakarta, dia memiliki banyak waktu luang yang bisa digunakan untuk beres-beres, bersantai, bahkan olahraga. Saat ini dia hanya punya waktu untuk beres-beres dan tidur cepat agar besoknya bisa kembali memulai hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat tinggal di Jakarta, pulang kantor masih bisa beres-beres, santai, dan olahraga. Sekarang, pulang kerja hanya bisa beres-beres dan santai sedikit, mengingat harus tidur lebih cepat karena harus bangun lebih pagi juga," kata Nara.

Bisa Karena Terbiasa

Saat ini kasus positif harian menyentuh angka 1.000 kasus dan kasus aktif turun hingga 1 persen. Diikuti, meningkatnya persentase kesembuhan melebihi 95 persen. Perbaikan juga terlihat pada angka positivity rate sebesar 2,48 persen. Kamis (23/9/2021). CNN Indonesia/Andry NovelinoIlustrasi. Menempuh waktu berjam-jam perjalanan menuju kantor di Jakarta bukan perkara mudah. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Rara dan Nara bisa dibilang pendatang baru dalam urusan kaum urban. Sementara Arif sudah menjalaninya sejak 2019 lalu.

Arif yang sejak lulus kuliah dan bekerja tinggal di ibukota, pindah ke Kabupaten Bogor setelah menikah pada 2019 lalu.

Kantornya berada di Tendean, setiap hari butuh waktu dua jam lebih untuk berangkat ke kantor. Itu berarti setiap hari waktu empat jam dia habiskan di perjalanan.

Rasa lelah baik fisik maupun mental tentu pernah dirasakan. Apalagi perjalanan dengan angkutan umum di jam-jam sibuk pasti sulit dapat tempat duduk.

Terutama jika KRL dan TransJakarta benar-benar padat. Desak-desakan jadi makanan sehari-hari.

"Parah deh, udah kaya di kamp konsentrasi Nazi. Untungnya jarang harus berangkat di jam sibuk," kata dia.

Walau begitu, Arif bersyukur bisa tinggal di rumah sendiri meskipun jauh dari hiruk pikuk ibukota. Baginya, tinggal di luar Jakarta memberinya banyak kebiasaan baru.

Mulai dari terbiasa naik angkutan umum hingga terbiasa lebih tepat waktu.

"Nikmati saja perjalanan. Lagi pula tinggal di luar Jakarta lebih kondusif bagi tumbuh kembang anak, dan yang penting udaranya masih bersih," kata Arif.

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER