Studi terbaru menemukan asal muasal penyebaran virus herpes. Virus diklaim mulai menyebar luas saat orang-orang mulai mengenal ciuman.
Herpes merupakan virus yang menyebabkan infeksi. Infeksi ini biasanya ditandai dengan kulit kering hingga munculnya luka di area sekitar mulut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, sekitar 3,7 miliar orang di dunia pernah terinfeksi virus HSV-1 sepanjang hidupnya. Namun, hingga kini masih sedikit yang mengetahui sejarah penyebaran virus ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini, sekelompok peneliti mencoba mencari tahu asal muasal penyebaran virus. Melansir AFP, mereka menyaring DNA gigi pada ratusan orang dari temuan arkeologis kuno.
"Dengan cara ini, kami dapat menentukan bahwa variasi strain modern semuanya berasal dari beberapa waktu di Neolitik akhir, zaman perunggu awal," ujar penulis studi, Christiana Scheib dari Cambridge University.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances pada Rabu (27/7) kemarin menemukan bahwa herpes merupakan sesuatu yang telah berevolusi bersama manusia untuk waktu yang sangat lama.
Tapi, bagaimana cara virus HSV-1 ini menyebar?
Para peneliti menemukan beberapa teori. Yang pertama dikaitkan dengan migrasi besar-besaran dari Eurasia ke Eropa pada 5 ribu tahun lalu. Peneliti menilai, penyebaran itu dapat memengaruhi virus.
Teori lainnya menyebutkan bahwa penyebaran virus didorong oleh mulai dikenalnya aktivitas ciuman.
"Saat itulah orang-orang mulai berciuman secara romantis. Itu jadi salah satu cara untuk mengubah kemampuan penularan virus herpes," ujar Scheib.
![]() |
Sebelumnya, virus ini ditularkan dari orang tua pada anak. Namun, berciuman memberikan cara baru untuk virus berpindah dari inang yang satu ke inang lainnya.
"Ada beberapa bukti tekstual mulai menunjukkan di Zaman Perunggu, pasangan romantis mulai berciuman," kata Scheib.
Ciuman yang paling awal diketahui dapat dilihat melalui manuskrip dari Asia Selatan selama Zaman Perunggu. Manuskrip menunjukkan bahwa kebiasaan itu mungkin juga ikut bermigrasi dari Eurasia ke Eropa.
Kendati demikian, Scheib mengatakan, sulit untuk melacak dengan tepat kapan aktivitas ciuman dimulai, apalagi jika dikaitkan dengan penyebaran HSV-1. Namun, jika dilihat dari catatan-catatan sejarah dan arkeologi yang ada, keduanya dinilai saling berhubungan.
Sekitar 2 ribu tahun lalu, Kaisar Romawi Tiberius diyakini pernah melarang masyarakat untuk berciuman di acara resmi untuk mencegah penyebaran herpes.
(asr)