Air susu ibu (ASI) adalah salah satu hal paling penting yang harus diberikan bayi. Namun demikian, banyak yang tidak menyadari bahwa kebahagiaan ibu juga penting saat proses pemberian ASI berlangsung.
Peneliti dari Divisi Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ray Wagiu Basrowi mengatakan, saat ini justru banyak ibu yang merasa tidak bahagia saat menyusui anaknya. Ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan Health Collaboration Center terhadap para ibu menyusui di Indonesia.
Hasil penelitian itu menemukan, 6 dari 10 ibu yang menyusui justru tidak merasa bahagia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ibu-ibu Indonesia ini tidak baik-baik saja saat mengASIhi. Padahal para ibu ini harus dibuat bahagia," kata Ray saat menyampaikan paparannya dalam konferensi pers Pekan ASI Sedunia, Sabtu (6/8).
Penelitian yang dilakukan terhadap 1.254 ibu menyusui di 30 provinsi yang tersebar di Indonesia ini menemukan para ibu hanya merasa bahwa proses pemberian ASI hanya kewajiban yang harus dilakukan.
Responden yang juga berasal dari berbagai tingkat pendidikan dan pekerjaan itu mengakui bahwa mereka kurang bahagia. Sebanyak 56 persen ibu mengaku tidak bahagia saat proses menyusui berlangsung.
"Dan hanya 44 persen yang merasa bahagia saat proses memberikan ASI," kata Ray.
Menyusui hanya dianggap sebagai kewajiban yang harus dilakukan seorang ibu. Sementara dukungan yang datang dari orang di sekeliling juga dinilai kurang layak. Hal-hal itulah yang membuat para ibu tidak bahagia saat menyusui.
Padahal, kata Ray, kebahagiaan ibu sangat penting saat proses menyusui berlangsung. Tak hanya berasal dari diri sendiri, tapi kebahagiaan juga seharusnya datang dari lingkungan sekitar.
Bentuk dukungan yang seharusnya didapat para ibu saat mengasihi adalah dukungan psikologi, dukungan informasi, serta dukungan dari layanan kesehatan.
"Mulai dari suami, orang tua, hingga mertua harus mendukung dan memberikan kasih sayang saat proses mengasihi berlangsung," katanya.
(tst/asr)