Penyakit cacar monyet saat ini menjadi salah satu penyakit menular yang harus diwaspadai. Meskipun belum terdeteksi di Indonesia, tapi penyakit ini telah ditemukan di 75 negara sejak diumumkan kemunculannya pada Mei lalu.
Walau demikian hingga saat ini pemerintah belum menyediakan rumah sakit rujukan khusus untuk pasien cacar monyet di Indonesia. Pasien bisa dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika memang terindikasi terkena penyakit ini.
"Belum ada (rumah sakit rujukan khusus), pasien bisa dibawa ke rumah sakit mana saja, ke puskesmas juga bisa," kata Ketua Satgas Monkeypox PB IDI yang juga menjabat sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin, Hanny Nilasari dalam webinar pada Jumat (5/8) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas pertolongan pertama apa yang bisa diberikan pada pasien yang terindikasi terkena cacar monyet?
Berikut pertolongan pertama untuk pasien cacar monyet yang diungkap Henny:
Saat muncul gejala seperti demam, manifestasi di kulit seperti ruam dan lenting segera datangi fasilitas kesehatan terdekat. Terutama jika muncul benjolan di leher segera ke fasilitas kesehatan.
"Pokoknya jangan diagnosis diri sendiri," kata dia.
Saat terpapar, segera lakukan tracing kontak. Terutama kontak erat. Hubungi semua kolega atau keluarga yang telah bertemu dan melakukan kontak fisik minimal dalam satu pekan terakhir.
Cacar monyet diidentikkan dengan penyakit yang banyak menyerang kelompok gay atau LGBT. Padahal penyakit ini bisa menyerang siapa saja yang memang melakukan kontak erat dengan pasien lain.
"Kita sudah instruksi ke semua dokter di berbagai fasilitas kesehatan. Tidak ada perlakuan diskriminatif, yang harus dilakukan adalah peduli dan mengobati," kata dia.
Perketat imunitas tubuh dengan teratur mengonsumsi makanan bergizi, banyak minum air mineral. Ingat bahwa penyakit ini bisa sembuh sendiri selama daya tahan tubuh terjaga dengan baik.