Ukraina boleh saja sedang diinvasi Rusia sejak enam bulan lalu. Namun, sebuah perusahaan travel di Ukraina malah tetap mengajak turis asing untuk mengunjungi negara mereka.
Pahadal, seluruh negara di dunia melarang warganya untuk mengunjungi Ukraina, karena bahaya yang mengancam akibat perang yang terjadi dengan Rusia.
Perusahaan bernama Visit Ukraine menawarkan tur ke Ukraina. Seperti dilansir BBC, platform Visit Ukraine.Today merilis "Brave Cities', yang mengajak para turis melihat langsung kondisi Ukraina di tengah peperangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perang dengan Rusia mengakibatkan kehidupan sulit yang mesti dijalani rakyat Ukraina. Kota-kota hancur kena bom, bahaya mengintai kapanpun, dan boleh jadi tidak ada orang yang ingin merasakan hidup menderita karena perang. Tawaran dari Visit Ukraine ini tentu mengherankan.
"Mulailah dalam perjalanan ke Ukraina yang mengagumkan sekarang juga," tulis Visit Ukraine di laman resmi mereka.
Yang menarik, perusahaan travel ini mengklaim telah menjual 150 tiket untuk tur di tengah peperangan tersebut. Di sisi lain, situs mereka yang menginformasikan cara mengunjungi dan meninggalkan Ukraina dengan aman mendapat 1,5 juta hit per bulan.
![]() |
Angka tersebut naik sebanyak 50 persen dari sebelum Ukraina diinvasi Rusia. Tur ini menawarkan sensasi berjalan di antara puing-puing bekas bom, bangunan yang hancur, mengunjungi gereja dan stadion, dan berbagai alat perang yang terbakar.
Selain itu, turis juga akan mendengar sirene meraung-raung pertanda adanya serangan udara. Risiko lain yang harus dihadapi adalah ranjau darat. Pengalaman yang sebenarnya tidak cocok untuk liburan.
CEO Visit Ukraine, Anton Taranenko, menyatakan, tawaran tur mereka bukan merupakan pariwisata gelap, yang sengaja mengajak turis menyaksikan kematian, bencana, dan kehancuran.
Taranenko mengungkapkan, tur ini bukan hanya tentang bom. Menurut dia, apa yang terjadi hari ini di Ukraina adalah juga mengenai bagaimana orang belajar untuk hidup bersama dengan perang dan saling membantu. Dia melihat ada perubahan nyata dan semangat di jalan baru.
"Anda mungkin akan melihat orang-orang makan makanan tradisional yang lezat di restoran yang baru dibuka kembali, padahal di seberang jalan tempat itu baru terkena bom," katanya, seperti dilansir BBC.
"Kami senang untuk beberapa saat, tidak hanya hal buruk dan sedih seperti yang terlihat di TV. Hidup terus berjalan dan ada harapan bahwa semua ini akan segera berakhir," tutur Taranenko.
![]() |
Taranenko tetap mengajak para turis mengunjungi Ukraina. "Apabila Anda ingin menyaksikan kota-kota kami yang hancur dan orang-orang pemberani bertempur, silakan datang sekarang," ujarnya.
Tapi, dia menambahkan, turis mesti menyadari tidak ada tempat di Ukraina yang 100 persen aman dari serangan Rusia, walaupun mereka dibantu pemandu, hal itu tidak mengurangi bahaya.
Dari 150 tiket yang diklaim telah laku, 10 di antaranya merupakan pembeli dari Amerika Serikat. Nanti, tur itu dibentuk dalam sebuah grup, yang dibatasi sampai 10 grup.
Peserta tur Ukraina ini akan menemui pemandu mereka di titik penjemputan, lalu bersiap mencari tempat aman untuk berlindung, apabila situasi kritis muncul, salah satunya dari serangan udara.
(wiw/wiw)