Terhitung enam bulan Rusia menggempur negara tetangganya, Ukraina.
Meski nyaris setiap hari pasukan Moskow membombardir, mengapa seluruh Ukraina tak kunjung jatuh?
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal invasi pada 24 Februari lalu, Rusia telah menguasai sejumlah wilayah di Ukraina. Namun, wilayah itu sebagian besar ada di bagian timur dan selatan.
Beberapa wilayah itu yakni, Luhansk dan Donestk atau yang dikenal Donbas, Zaporizhzhia, Mariupol, Melitopol Kherson, dan Semenanjung Krimea.
Di tengah upaya Rusia menguasai sejumlah wilayah di Ukraina, mereka juga tetap melancarkan gempuran.
Pada akhir Juli lalu, setidaknya satu orang tewas akibat serangan Rusia yang menghantam sebuah hotel di kota Bahamut, Donetsk, Ukraina Timur.
Rusia sebelumnya juga menyerang Odessa untuk menghancurkan senjata bantuan Amerika Serikat.
"Rudal jarak jauh dengan presisi tinggi yang diluncurkan dari laut menghancurkan satu kapal perang Ukraina dan pasokan rudal anti-kapal yang dikirim AS ke rezim Kyiv," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip AFP, pada 25 Juli lalu.
Terlepas dari serangan pasukan Moskow, mengapa seluruh Ukraina tak kunjung jatuh meski Rusia terus membombardir?
Pengamat hubungan internasional dari Pusat Studi Strategis dan Internasional, Waffa Kharisma, mengatakan tujuan Rusia menyerang, setidaknya untuk saat ini, bukan menjatuhkan atau mencaplok Ukraina.
"Tetapi masih kepada menangkal Ukraina mendekat ke NATO, demiliterisasi Ukraina, mempertahankan daerah yang Rusia sudah kuasai seperti Crimea, dan bisa juga terkait mendorong pergantian rezim di Ukraina," kata Waffa saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (8/8).
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL China Tolak Dialog Militer dengan AS hingga Banjir Bandang di Seoul |
Waffa juga menegaskan bahwa pengamatan dirinya bersifat sementara dan masih jauh dari kemungkinan Rusia menjatuhkan Ukraina.
Menurut dia, perang antara Rusia dan Ukraina berlangsung lama karena berbagai faktor. Mulai dari strategi pertahanan pasukan Kyiv, hingga bantuan militer dari Barat.
Selain itu, terdapat pula kemenangan-kemenangan kecil Ukraina atas perlengkapan Rusia, seperti memutus rantai logistik dari tank-tank yang masuk sehingga Rusia sulit menguasai wilayah.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL China Tolak Dialog Militer dengan AS hingga Banjir Bandang di Seoul |
Terbaru, Ukraina menghancurkan jembatan strategis yang melintasi Sungai Dnipro, di Kota Kherson.
"Malam yang luar biasa bagi para penjajah [Rusia] di wilayah Kherson. Penghancuran jembatan Antonovsky," tulis pejabat militer Ukraina di Kota Kherson, Sergei Khlan, di Facebook.
Dampak serangan terhadap jembatan ini cukup besar. Jembatan Antonovsky merupakan penghubung pasokan utama antara kota dan tepi selatan Dnipro.
Penghancuran itu membuat Rusia memikirkan kembali jalur pasokan.
Saat ditanya apakah Rusia sengaja memperpanjang masa perang di Ukraina, Waffa punya penilaian sendiri.
"Terkait sengaja memperpanjang 'nafas', sejauh ini justru tentu tidak dari sisi Rusia keinginannya," ucap dia.
Dari pihak Rusia yang memulai invasi terlebih dahulu, mereka ingin hasil yang cepat. Namun, Ukraina mencoba menghalangi gerakan pasukan Moskow. Sehingga, dalam hal ini yang memperpanjang perang justru keberhasilan Ukraina.
"Keberhasilan Ukraina menangkal Rusia dari upaya mengamankan tujuan-tujuan perangnya," kata Waffa.
Dalam perang ada yang disebut kekuatan asimetris. Kondisi ini tak perlu seimbang, yang penting satu pihak mampu menghalau target lawan.
Lanjut baca di halaman berikutnya...