Jakarta, CNN Indonesia --
Istilah non-biner tengah jadi perbincangan. Gara-garanya sebuah video viral seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin yang menolak menyebut identitas gendernya.
Mahasiswa ini mengaku sebagai non-biner. Pengakuannya menimbulkan pro dan kontra. Ada yang mendukung, tapi tidak sedikit yang mencemooh.
Mahasiswa itu disebut tak bisa menempatkan diri di tengah kultur Indonesia yang sebagian besar masih mengelompokkan gender sebagai pria dan wanita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memangnya, apa itu non-biner sampai harus menimbulkan pro dan kontra? Lantas siapa sebenarnya yang berhak menyandang predikat sebagai non-biner? Apakah sama dengan transgender?
Pengertian non-biner
Non-biner merupakan istilah untuk seseorang yang tidak mengidentifikasi dirinya secara eksklusif sebagai pria atau wanita. Sebaliknya, orang non-biner dapat menentukan identitas dan pengalaman gender mereka di luar istilah biner ini.
Mengutip Medical News Today, beberapa penelitian menyatakan bahwa konsep non-biner berakar pada gagasan bahwa identitas gender berada pada spektrum daripada menjadi oposisi biner. Seseorang mungkin mengidentifikasi dirinya di seberang, atau bahkan di luar spektrum ini.
Non-biner menjadi salah satu identitas gender yang dikenal di tengah masyarakat. Identitas gender sendiri merupakan perasaan internal seseorang tentang diri sendiri, baik sebagai wanita, pria, atau orang di luar biner.
Gender di sini juga berbeda dengan jenis kelamin dan orientasi seksual. Jenis kelamin mengacu pada kondisi biologis seseorang, seperti anatomi tubuh. Orientasi seksual mengacu pada minat seseorang pada orang lain, baik dengan jenis gender yang sama atau berbeda. Sementara gender adalah istilah yang dibangun secara sosial, budaya, dan lingkungan.
Beda non-biner dan transgender
 Ilustrasi. Non-biner adalah istilah yang mengacu pada seseorang yang tidak mengidentifikasikan dirinya sebagai pria atau wanita. (Istockphoto/itakdalee) |
Non-biner adalah istilah umum yang menggambarkan identitas gender yang tidak eksklusif laki-laki atau perempuan. Sementara transgender mengacu pada seseorang yang tidak mengidentifikasi diri dengan jenis kelamin mereka yang ditetapkan saat lahir.
Misalnya, beberapa orang yang non-biner mengidentifikasi diri sebagai transgender. Tetapi yang lain mungkin masih mengidentifikasi dengan jenis kelamin yang ditetapkan pada saat lahir untuk mendapatkan gelar.
Jadi, non-biner pada dasarnya bukan transgender. Sebab, tidak semua transgender mendefinisikan dirinya tidak berada pada posisi sebagai pria atau wanita.
Simak penjelasan mengenai non-biner selengkapnya di halaman berikutnya..
Jenis non-biner
Pada dasarnya, non-biner adalah identitas gender yang tidak mengakui diri sebagai pria maupun wanita. Ada beberapa jenis non-biner yang umum dikenal masyarakat.
Berikut beberapa jenis gender non-biner yang biasa diketahui masyarakat.
1. Agender
Mengutip Very Well Mind, agender adalah istilah untuk orang yang merasa tidak memiliki identitas gender tertentu atau memiliki identitas gender yang netral dan tidak terdefinisi. Terkadang, istilah ini digunakan secara bergantian dengan genderless atau neutrois.
2. Bigender
Istilah ini digunakan oleh mereka yang memiliki dua identitas gender yang berbeda, baik secara bersamaan maupun alternatif.
3. Gender fluid
Orang yang menggunakan istilah ini bergerak di antara dua atau lebih identitas gender.
4. Genderqueer
Istilah ini umumnya digunakan oleh individu dengan identitas gender non-biner. Beberapa orang mengidentifikasi dengan genderqueer sebagai identitas utama mereka.
5. Two Spirit
Istilah pan-tribal yang dibuat oleh dan untuk penduduk asli Amerika untuk menggambarkan berbagai jenis kelamin dengan peran sosial atau seremonial tertentu.
Banyak suku memiliki identitas gender spesifik yang berada di luar biner, tetapi 'two spirit' adalah istilah umum untuk semua penduduk asli Amerika yang terkadang diadopsi sebagai identitas spesifik, seperti non-biner untuk pemukiman dan imigran Amerika.
Diskriminasi non-biner
 Ilustrasi. Orang-orang non-biner masih kerap mengalami diskriminasi di lingkungan sosial. (Rengga) |
Dunia terkadang hanya menerima pria dan wanita. Orang yang mengaku sebagai non-biner kerap dianggap aneh, berbeda, bahkan menyebutnya sebagai sesuatu yang salah.
Sebuah survei pada 2015 menunjukkan bahwa banyak orang dengan identitas gender non-biner melaporkan merasa didiskriminasi dan mengalami tekanan psikologis karena hal ini.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa orang muda non-biner mungkin memiliki lebih sedikit dukungan sosial dan lebih sedikit akses ke pelayanan kesehatan trans-spesifik.
Saat ini, banyak negara bagian di Amerika Serikat, termasuk Colorado dan California, yang mulai terbuka dengan mereka yang memilih sebagai non-biner. Keterbukaan ini ditunjukan dengan menyertakan non-biner sebagai opsi pada dokumentasi resmi, seperti SIM.
American Psychiatric Association (APA) juga telah menghapus gangguan identitas gender sebagai kondisi kesehatan mental yang dapat didiagnosis dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5-TR).