Jakarta, CNN Indonesia --
Kisah malam pertama seorang perempuan berujung viral di media sosial. Lewat TikTok, pemilik akun @nurulapryni104 bercerita ia sampai harus transfusi darah setelah pendarahan malam pertama.
Viral pendarahan malam pertama ini pun menuai tanya. Apa pendarahan hebat seperti ini berisiko dialami kaum Hawa di malam pertama?
Boy Abidin, spesialis kebidanan-konsultan fertilitas, menuturkan semua hubungan intim memiliki risiko pendarahan, tak hanya malam pertama alias hubungan intim untuk pertama kali. Namun dalam kasus yang viral belakangan, Boy berkata pendarahan sedemikian hebat sampai harus transfusi darah tidak disebabkan selaput dara robek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selaput dara itu tipis, dia anatomi sirkulasi pembuluh darah enggak besar, [hanya] pembuluh darah perifer, [pembuluh darah] tepi, kecil-kecil. [Kalau robek] enggak sampai berdarah ekstrem," jelas Boy saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (20/9).
Kemudian, jika pendarahan dilihat dari hubungan intim secara umum, ada empat penyebab sebagai berikut.
1. Vagina kurang rileks
Kondisi vagina yang kurang rileks, kurang elastis memperbesar risiko pendarahan. Boy mengatakan kondisi vagina kurang rileks bisa dialami siapapun bahkan ibu yang sudah memiliki anak.
"Ada kekakuan dinding vagina, dia belum siap penetrasi. Maka dilakukan foreplay dulu supaya dinding vagina siap penetrasi," imbuhnya.
2. Penetrasi terlalu 'kasar'
Kadang pendarahan terjadi akibat penetrasi yang terlalu 'kasar'. Dia bercerita ada pasien datang dalam kondisi pendarahan hebat. Setelah diperiksa, ternyata ada robekan pada forniks.
"Forniks itu lipatan vagina bagian dalam, antara dinding vagina dan leher rahim. Di situ ada area tertentu memiliki pembuluh darah besar. Saat terjadi kerusakan, robekan, luka, pendarahannya bisa sangat aktif," jelasnya.
Pendarahan bisa begitu deras dan kalau tidak segera ditangani akibatnya bisa fatal.
3. Penggunaan alat bantu seksual yang tidak tepat
Penggunaan alat bantu bisa mendatangkan kenikmatan atau petaka. Alat bantu seksual bisa jadi melukai akibat tekstur atau ukurannya. Oleh karenanya sangat penting untuk memilih alat bantu seksual yang tepat dan sesuai kondisi tubuh.
4. Penetrasi anal
Seks anal memang tidak untuk semua orang dan sangat berisiko. Tidak hanya berisiko membawa kuman dari anus ke alat kelamin, tetapi juga luka hingga pendarahan.
"Salah penetrasi ke anus [bisa menimbulkan perdarahan]. Penetrasi terlalu dipaksakan, [timbul] robekan di area dinding anus," imbuh Boy.
Dia pun menyarankan agar hubungan intim selalu diawali dengan foreplay yang cukup. Perempuan perlu kesiapan psikis dan fisik di mana organ vagina terlubrikasi sempurna. Saat otot vagina lentur, risiko robek dan pendarahan bisa dihindari.
Akan tetapi, ada saja yang menganggap bahwa malam pertama harus terjadi pendarahan. Boy mengatakan anggapan ini tidak benar.
"[Selaput dara] itu sangat elastis. Hubungan malam pertama tidak berdarah berarti tidak perawan? Karena selaput dara itu sangat elastis, ada perempuan yang tidak berdarah, ada yang berdarah," katanya.