Hari Jantung Sedunia diperingati setiap tahunnya pada 29 September. Penyakit jantung dan masalah kardiovaskular lainnya masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia.
Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), diperkirakan sebanyak 17,9 juta kematian setiap tahunnya disebabkan oleh masalah kardiovaskular. Angka ini setara dengan 32 persen kasus kematian secara global.
Dari angka tersebut, sebanyak 85 persen diantaranya disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini masih harus terus menjadi perhatian masyarakat. Betapa tidak, ancaman penyakit jantung begitu nyata.
Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Prevalensi penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke terus mengalami peningkatan dan menempati peringkat tertinggi penyebab kematian di Indonesia, terutama di usia produktif.
Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi kardiovaskular meningkat dari 25,8 persen pada tahun 2013 menjadi 34,1 persen pada 2018.
Secara spesifik, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia berada di angka 1,5 persen. Sebagian besar kasus terjadi di daerah perkotaan.
"Jika dilihat dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih banyak menderita penyakit jantung dengan prevalensi 1,6 persen dibandingkan penduduk perdesaan yang hanya 1,3 persen," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu, mengutip laman Sehat Negeriku Kemenkes.
Para ahli berpendapat, tingginya angka prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, pola makan yang tak seimbang, serta minimnya aktivitas fisik.
![]() |
Mengutip laman Center for Disease and Prevention Control (CDC) Amerika Serikat, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan penyakit jantung. Mulai dari tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, diabetes, merokok dan paparan asap rokok, obesitas, pola makan tak seimbang, serta gaya hidup sedenter.
Untuk itu, pada momen Hari Jantung Sedunia ini, masyarakat seyogianya diingatkan kembali akan ancaman nyata penyakit kardiovaskular serta dianjurkan untuk menghindari beberapa faktor risiko di atas.
Selain menghindari paparan asap rokok, Anda juga bisa mengurangi asupan lemak jenuh dalam pola makan harian.
Jangan lupa juga untuk rutin berolahraga atau beraktivitas fisik. Orang dewasa disarankan untuk berolahraga selama 150 menit setiap minggu.
(asr)