Berbeda dengan cacar air, ketika seseorang sudah terkena sifilis, ia tidak akan terlindung dari terkena penyakit itu lagi. Tidak ada yang mengembangkan kekebalan dari sifilis. Bahkan setelah seseorang berhasil diobati, mereka masih dapat terinfeksi kembali.
Untuk alasan ini, perlu untuk terus melakukan praktik seks aman untuk menghindari infeksi ulang sifilis atau tertular jenis penyakit menular seksual yang lainnya.
Sifilis tidak dapat ditularkan dengan bersentuhan lewat benda seperti mengenakan pakaian orang lain atau berbagi peralatan makan. Sama halnya dengan penyakit gonore, organisme penyebab penyakit ini tidak dapat bertahan lama di luar tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika seorang wanita hamil dan menderita sifilis, ia dapat menularkan infeksi ke bayinya yang belum lahir. Memiliki sifilis dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah. Dalam beberapa kasus, seorang wanita hamil dengan sifilis mungkin juga harus melahirkan bayinya terlalu dini atau lahir mati.
Gejala sifilis sering kali tidak disadari. Seseorang mungkin tidak menyadari bahwa pasangan seksnya menderita sifilis karena lukanya seringkali tersembunyi di dalam vagina, anus, mulut, dan di bawah kulup penis. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati dan melakukan tindakan pencegahan agar tidak tertular.
Salah satu cara terbaik untuk mencegah penyebaran sifilis adalah melalui penggunaan kondom secara konsisten. Menjalani tes sifilis secara teratur juga sangat disarankan, terutama bagi mereka yang aktif secara seksual. Jika terinfeksi, pengobatan dan perawatan medis harus segera dilakukan.
(del/wiw)