Studi Ungkap Nasi Putih Sama Bahayanya dengan Permen, Benarkah?

CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2022 18:45 WIB
Studi terbaru menemukan bahwa konsumsi nasi putih sama bahayanya dengan terlalu banyak mencamil permen. Bahaya ini utamanya berdampak pada kesehatan jantung.
Ilustrasi. Studi terbaru menemukan bahwa konsumsi nasi putih sama bahayanya dengan terlalu banyak mencamil permen. (Istockphoto/ Taa22)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah studi baru menemukan bahwa terlalu banyak konsumsi biji-bijian olahan, seperti nasi putih, sama bahayanya dengan terlalu banyak mencamil permen. Bahaya ini utamanya berdampak pada kesehatan jantung.

Mengutip New York Post, laporan yang mempelajari kebiasaan makan dan riwayat kesehatan pada masyarakat Iran tersebut mengatakan bahwa risiko penyakit arteri koroner prematur dari makan nasi putih hampir mirip dengan penyakit sama yang disebabkan konsumsi permen.

Penelitian dilakukan pada sekitar 2.500 partisipan. Beberapa di antaranya dilaporkan sehat, sementara beberapa lainnya memiliki masalah pada pembuluh darah dan jantung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian ini diukur dari seberapa sering para peserta mengonsumsi biji-bijian utuh dan olahan.

Para peneliti menemukan mereka yang mengonsumsi biji-bijian olahan lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner. Sementara mereka yang makan biji-bijian utuh menunjukkan risiko yang lebih rendah.

Benarkah demikian?

Mengomentari hasil penelitian tersebut, dokter spesialis gizi klinis Inge Permadhi mengatakan bahwa nasi termasuk salah satu karbohidrat simpleks yang mudah diserap oleh tubuh. Akibatnya, tubuh bisa mendapatkan kelebihan energi.

"Kelebihan energi ini disimpan di dalam tubuh kita menjadi tumpukan lemak. Tumpukan lemak ini yang akan menyebabkan kita menjadi gemuk," ujar Inge, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (5/10).

Terlalu banyak mengonsumsi nasi tanpa diimbangi dengan olahraga cukup, lanjut Inge, akan menimbulkan penyakit yang terkait dengan gula seperti diabetes, perlemakan hati, hingga jantung.

"Obesitas hubungannya dekat dengan jantung. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan dari jantung. Jadi penyakit-penyakit itu memang menyebabkan perubahan metabolisme yang akibatnya efeknya itu kerusakan dari jantung," jelas Inge.

A plush, stuffed toy red heart, more often associated with Valentines Day, rests on newspaper headlines about heart disease and the costs of health care.Ilustrasi. Makan nasi putih dianggap sama bahayanya dengan permen dalam merusak jantung. (Istockphoto/ RapidEye)

Biji-bijian dimurnikan saat diproses menjadi tepung atau makanan, yang memberi tekstur lebih halus dan umur simpan lebih lama. Namun, proses ini dapat menghilangkan beberapa nutrisi penting dalam biji-bijian tersebut. Sedangkan biji-bijian utuh, seperti oatmeal, beras merah dan roti gandum utuh, mengandung seluruh nutrisi pada biji-bijian.

Biji-bijian olahan dengan cepat dipecah oleh tubuh karena seratnya telah dihilangkan. Mengutip laman Center for Disease and Prevention Control (CDC) kondisi ini dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah setelah makan.

Seiring waktu, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengontrol jantung serta menyebabkan terbentuknya plak di dinding arteri.

Sebuah laporan tahun 2019 dari American College of Cardiology dan American Heart Association merekomendasikan diet yang menekankan asupan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan untuk mengurangi faktor risiko penyakit jantung.

(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER