Angka Kematian Gagal Ginjal Akut Tinggi, Mengapa Bisa Demikian?

CNN Indonesia
Rabu, 19 Okt 2022 12:57 WIB
Ilustrasi. Angka kematian akibat kasus gagal ginjal akut progresif atipikal di Indonesia terbilang tinggi. (iStock/AgFang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Angka kematian akibat kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak di Indonesia terbilang tinggi. Mengapa bisa demikian?

Data per Selasa (18/10), sebanyak 99 dari total 206 pasien gagal ginjal akut dilaporkan meninggal dunia. Angka ini setara dengan 48 persen total keseluruhan kasus.

Tingginya angka kematian gagal ginjal akut pada pasien anak di Indonesia bukan tanpa sebab.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril mengatakan bahwa seturut namanya, penyakit misterius ini menyerang organ ginjal. Ginjal sendiri merupakan salah satu organ paling penting dalam tubuh.

"Ginjal ini pusat metabolisme tubuh," ujar Syahril dalam konferensi pers daring, Rabu (19/10).

Ginjal sendiri memiliki tugas utama dalam penyaringan darah. Kerusakan pada ginjal akan memicu sederet masalah baru pada tubuh.

Ginjal juga berfungsi untuk membuang racun, limbah, atau zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Tanpa ginjal yang sehat, limbah dan racun akan menumpuk dalam tubuh.

Selain dua hal di atas, masih banyak fungsi lain yang dimiliki ginjal. Hal ini menempatkan ginjal sebagai salah satu organ tubuh paling vital.

Syahril mengatakan bahwa kerusakan pada ginjal akan mengganggu proses metabolisme.

"Gangguan metabolisme ini akan membuat organ tubuh yang lainnya juga ikut terganggu," ujar Syahril.

Kondisi terparah dari kerusakan ginjal adalah gagal ginjal. Dalam kondisi ini, ginjal tak bisa melakukan fungsinya, sebagaimana yang terjadi pada pasien gagal ginjal misterius di Indonesia.

Kondisi di atas umumnya ditandai dengan volume urine yang sedikit. Dalam kondisi lebih parah, ginjal bahkan sama sekali tak bisa memproduksi urine.

Perhatikan volume urine anak

Ilustrasi. Orang tua perlu memperhatikan volume urine anak untuk mengantisipasi gagal ginjal akut. (iStockAleksandarNakic)

Untuk itu, Syahril mengingatkan masyarakat, khususnya orang tua, untuk memperhatikan kebiasaan buang air kecil harian anak. Jika anak terpantau mengalami penurunan frekuensi buang air kecil, maka Anda disarankan untuk segera membawanya ke dokter.

"Segera bawa ke dokter atau layanan kesehatan, jangan sampai terlambat ditangani," ujar Syahril.

Menurunnya produksi urine menjadi salah satu tanda paling khas dari gagal ginjal akut misterius yang terjadi di Indonesia.

Dokter spesialis anak konsultan Henny Adriani mengatakan bahwa pada menurunnya volume urine jadi salah satu tanda yang paling mudah diamati pada tahap awal.

"Kalau di tahap awal, memang paling sensitif itu kita melihat produksi urine. Tanda dan gejala lain muncul belakangan," ujar Henny, pekan lalu.

Anak usia di atas 1 tahun umumnya akan 5-6 kali buang air kecil dalam sehari. Angka ini setara dengan 3-4 jam sekali.

"Kalau kurang dari itu, segera bawa ke dokter," ujar Henny.

(asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK