Merek pakaian olahraga asal China Li-Ning meminta maaf. Permintaan ini diungkapkan usai setelah beberapa koleksi busana terbarunya memicu kemarahan publik China karena mirip seragam militer Jepang di Perang Dunia II.
Perusahaan yang didirikan oleh pensiunan pesenam Olimpiade sekaligus miliarder Li Ning tersebut mengeluarkan penyataan setelah dibanjiri kritik bahwa koleksinya yang bertajuk "Chasing Dreams Airport" tampak serupa seperti seragam Jepang kuno. Koleksi tersebut terdiri dari jaket parka, topi dan jaket hoodie berwarna khaki.
Beberapa item fesyen dari pemotretan mode yang dirilis 20 September silam dikecam sebagai salinan baju masa perang Jepang. Beberapa pengguna media sosial pun mengunggah foto yang membandingkan kemiripan antara keduanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan itu menggambarkan koleksinya, termasuk topi dengan penutup telinga yang umumnya diasosiasikan dengan seragam Jepang terinspirasi dari helm Cina kuno.
Lihat Juga :![]() Jakarta Fashion Week 2023 Berontak Harry Halim dan Romantisme Busana Tanpa Sekat Gender |
"Li-Ning dengan tulus meminta maaf atas kebingungan dan keraguan yang disebabkan oleh beberapa produk dalam koleksi Chasing Dreams, desain dan penampilannya telah memicu diskusi daring dalam beberapa hari terakhir," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan di akun resmi Weibo-nya, dikutip dari Radio Free Asia.
Pernyataan tersebut juga menjelaskan bahwa koleksi Chasing Dreams bertemakan penerbangan dan terinspirasi dalam pakaian yang dikenakan oleh pilot untuk menunjukkan bagaimana umat manusia terus mengejar mimpinya di langit.
"Inspirasi dari topi pilot yang paling banyak memicu diskusi berasal dari helm China kuno," kata Li-Ning. "Kami akan terus mendengarkan dengan seksama masukan dan saran orang-orang."
Tak sedikit pengguna media sosial Weibo pun mencurahkan amarahnya dan tidak dapat menerima situasi tersebut. Salah satunya mengatakan bahwa pernyataan yang diberikan adalah tanggapan yang tidak dapat diterima oleh penduduk asli Nanjing.
Diketahui, populasi lansia di Nanjing melalui tragedi Pembantaian Nanjing atau Pemerkosaan Nanjing yang merupakan pembunuhan massal dan perkosaan massal yang dilakukan oleh tentara Jepang terhadap penduduk Nanjing pada tahun 1937.
Lihat Juga :![]() JAKARTA FASHION WEEK 2023 Tenggelam dalam Dendang Lambai Kain nan Segar dan Menggoda |
"Sebagai penduduk asli Nanjing, saya tidak bisa menerima ini karena saya terus mendengar generasi yang lebih tua berbicara tentang pengalaman mereka di tahun itu," tulis salah satu pengguna Weibo tersebut.
Salah satu dari mereka pun mengekspresikan amarah dengan mengatakan bahwa dirinya tidak akan membeli produk dari jenama Li-Ning lagi.
Sementara, beberapa pengguna lainnya mengatakan bahwa koleksi tersebut tidak sama sekali terlihat seperti seragam Jepang.
"Ini bukan setelan penerbangan standar Jepang, bentuk dan warnanya berbeda," tulis pengguna tersebut.
(del/chs)