HARI PNEUMONIA SEDUNIA

Mitos vs Fakta Pneumonia Anak, Harus Selalu Sedia Nebulizer?

CNN Indonesia
Sabtu, 12 Nov 2022 19:21 WIB
Hari Pneumonia Sedunia hari ini mengingatkan masyarakat akan bahaya penyakit tersebut, terutama pada anak. Kenali mitos dan fakta seputar pneumonia anak.
Ilustrasi. Ada beberapa mitos tentang pneumonia anak yang tersebar di tengah masyarakat. (iStock/AgFang)

4. Pneumonia sama sama dengan TBC paru

Fakta: Pneumonia berbeda dengan TBC paru.

Pneumonia kerap disamakan dengan TBC paru karena gejalanya kurang lebih mirip seperti batuk dan napas sesak. Namun, sebenarnya kedua penyakit ini berbeda.

TBC paru disebabkan oleh bakteri TBC, sedangkan pneumonia penyebabnya beragam. Yang cukup umum adalah bakteri Streptococcus pneumoniae.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5. Masih ada sisa gejala meski sudah sembuh

Fakta: Gejala sisa setelah sembuh dari pneumonia belum tentu berasal dari infeksi pneumonia.

Ada beberapa kasus di mana anak masih batuk sepulang perawatan di rumah sakit akibat pneumonia. Orang tua banyak menganggapnya sebagai gejala sisa pneumonia.

Amiruddin mengatakan, gejala, termasuk batuk, tidak selalu disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

"Bisa saja ada gen atau riwayat alergi, maka batuknya bisa berkepanjangan. Di rumah mungkin banyak debu, itu bisa faktor yang menyebabkan anak tidak sembuh-sembuh batuknya," kata dia.

6. Pneumonia masih perlu diwaspadai saat anak beranjak remaja

Lifestyle children training and playing soccer.Ilustrasi. Kekebalan tubuh yang semakin baik saat usia remaja bisa mencegah terkena pneumonia. (iStockphoto/Tempura)

Fakta: Kekebalan tubuh anak semakin baik seiring bertambah usia.

Saat anak dibekali dengan gizi yang cukup, seiring bertambah usia, kekebalan tubuh anak akan semakin sempurna.

Berbeda dengan anak usia di bawah 5 tahun. Kelompok usia ini rentan mengalami selesma dan pneumonia.

"Kekebalan tubuh sudah bagus, serangan biasanya ringan atau sudah jarang. Biasanya kena selesma 3-4 hari atau paling lama 2 minggu, itu bukan pneumonia lagi," jelasnya.

7. Orang tua harus siap sedia nebulizer atau alat uap

Fakta: Proses nebulisasi atau penguapan tidak tepat digunakan pada pneumonia.

Pneumonia tidak memerlukan penguapan. Biasanya, penguapan dibutuhkan oleh pasien dengan penyakit asma bawaan.

"Kalau pneumonia enggak ada bronkokonstriksi. Pemberian nebulisasi atau uap enggak terlalu berefek. Dengan kata lain, tidak terlalu bermanfaat," katanya.

8. Batuk pneumonia bakal parah di malam hari

Fakta: Batuk akibat pneumonia intensitasnya tidak berubah baik di pagi, siang maupun malam.

Biasanya gejala batuk yang kian parah di malam hari berhubungan dengan alergi. Jika anak mengalami pneumonia, intensitas batuk akan sama. Perubahan intensitas atau frekuensi biasanya terjadi pada batuk yang berkaitan dengan alergi.



(els/asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER