HARI PNEUMONIA SEDUNIA

Mitos vs Fakta Pneumonia Anak, Harus Selalu Sedia Nebulizer?

CNN Indonesia
Sabtu, 12 Nov 2022 19:21 WIB
Ilustrasi. Ada beberapa mitos tentang pneumonia anak yang tersebar di tengah masyarakat. (iStock/AgFang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hari Pneumonia Sedunia hari ini mengingatkan masyarakat akan bahaya penyakit tersebut, terutama pada anak. Kenali mitos dan fakta seputar pneumonia anak.

Dokter spesialis anak-konsultan respirologi Amiruddin Laompo mengatakan bahwa pneumonia memang jadi penyebab angka kematian tinggi pada anak. Meski demikian, penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan.

"Penyakit ini bisa dicegah dengan memperbaiki status gizi, melakukan imunisasi. Obat banyak tersedia lewat praktik dokter. Di rumah sakit, sebenarnya penyakit pneumonia ini secara umum bisa diobati dengan mudah asal ditangani dengan cepat dan tepat," ujar Amiruddin dalam sesi Instagram Live bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kamis (10/11).

Salah satu langkah untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit berbahaya ini adalah lewat perbekalan informasi yang benar. Berikut beberapa mitos yang beredar di masyarakat seputar pneumonia, lengkap bersama faktanya.

1. Cuma selesma biasa, tidak perlu terlalu waspada

Fakta: Mayoritas kasus pneumonia anak berawal dari common cold atau selesma.

Common cold atau selesma merupakan infeksi di saluran pernapasan yang bersifat akut. Selesma terjadi pada saluran pernapasan atas akibat infeksi virus termasuk Adenovirus.

Dibanding selesma, pneumonia jelas lebih berat. Pneumonia menyerang saluran pernapasan bawah hingga ke alveoli atau kantung udara pada paru.

Namun, bukan berarti orang tua bisa santai jika anak terkena selesma. Amiruddin mengatakan, penanganan selesma yang cepat bisa mencegah pneumonia.

"Sebanyak 90 persen pneumonia terjadi dari common cold biasa. Lama-lama jadi pneumonia karena bakteri turun ke alveoli," jelas dokter yang berpraktik di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo ini.

2. Anak aman dari pneumonia kalau imunisasi PCV

Ilustrasi. Imunisasi PCV tak 100 persen melindungi anak dari ancaman pneumonia. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Fakta: Imunisasi PCV melindungi anak dari perburukan jika terinfeksi pneumonia.

Orang tua sangat dianjurkan untuk melengkapi imunisasi anak, termasuk imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine), terutama PCV 13 atau PCV serotype 13.

"Minimal anak kalau kena itu gejalanya ringan. Kalau [PCV] mencegah [pneumonia] 100 persen itu tidak bisa," imbuhnya.

3. Sekali kena pneumonia, tidak akan kena lagi

Fakta: Anak bisa mengalami infeksi pneumonia berulang.

Amiruddin mengatakan bahwa anak sangat mungkin mengalami reinfeksi bakteri penyebab pneumonia. Reinfeksi bisa terjadi akibat beberapa faktor seperti sistem kekebalan anak hingga kondisi kebersihan lingkungan.

Dia mengingatkan, jika ada anggota keluarga yang mengalami selesma, sangat disarankan untuk segera ditangani demi mencegah penularan dan memicu risiko infeksi pneumonia.

"Ini infeksi saluran pernapasan akut, kalau akut itu ada episodenya. Anak kena, kita obati, sembuh. Kalau sembuh, ya dia sembuh. Tapi bukan berarti seumur hidup enggak kena lagi," katanya.

Simak mitos lainnya soal pneumonia pada anak di halaman berikutnya..

Waspada Pneumonia, Orang Tua Harus Selalu Sedia Nebulizer?


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :