Merasa tak kuat, kami memutuskan untuk balik kanan setelah sekitar 6 bulan program.
Barangkali Tuhan kembali mengisi tangki semangat kami. Sekitar 2016-2017, saya dan istri berdiskusi dan menemukan semangat untuk mencoba lagi.
Sialnya, kista yang kami pikir sudah lenyap itu justru muncul lagi. Pahit, ya, rasanya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak menyerah, kami kemudian menempuh program hamil dengan inseminasi. Tapi, rencana Tuhan rupanya berbeda.
Tuhan belum memberikan amanah itu. Inseminasi gagal.
Lihat Juga : |
Kami dibuat patah arang. Kalau mau coba lagi, biayanya besar.
Yah, mau bagaimana lagi? Tuhan lagi-lagi memberikan kami kesempatan untuk menyicip pil pahit kehidupan.
Namun, rasanya pahitnya hidup itu sudah biasa kami alami. Saya dan istri tidak datang dari keluarga berada. Kalau band The Rain sudah "Terlatih Patah Hati", saya dan istri cenderung 'Terlatih Merasakan Pahitnya Hidup'.
Dari jalur medis, kami beralih ke jalur alternatif. Kami menjalaninya atas dorongan orang sekitar.
Apa pun saran dari teman, kerabat, keluarga, kami ikuti. Rumput fatimah, kurma muda, dan buah zuriat mewarnai hari-hari kami.
![]() |
Pandemi tiba dan akhirnya kami memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi. Tak apalah, sebab berdua begini serasa jadi pengantin baru terus.
Saya fokus bekerja di ibukota, dia fokus studi S2 di Solo dan memutuskan tinggal di rumah orang tua di Sragen.
Tapi, justru saat kami memilih untuk tak lagi memikirkannya, apa yang dinanti-nanti itu datang. Ada jabang bayi dalam perut istri saya!
Masih ada rasa tak percaya yang bercampur syukur. Sembari memegang buku periksa dan vitamin, kami berdua menangis di ruang tunggu.
Ibu mertua tak kalah haru mendengar kabar ini. Beliau menangis kencang karena diperkirakan jenis kelamin anak kami kelak adalah perempuan. Betapa dia bahagia memiliki cucu perempuan di tengah ramai cucu laki-laki di keluarga kami.
Lihat Juga : |
Doa-doa yang kami panjatkan selama 14 tahun terkabul. Tak hanya kami, tetapi juga doa-doa dari teman, sahabat, keluarga bahkan tetangga.
Tuhan memberikan sesuatu tepat pada waktunya.
Boleh dibilang, rezeki ini jadinya double. Istri sedang menyiakan tesis demi gelar masternya, ditambah dengan gelarnya yang kelak akan menjadi seorang ibu.
Gelar saya juga akan bertambah. Mulai sekarang, saya akan pulang ke Sragen setiap pekan. Kamu bisa sebut saya Tarto, anggota PJKA alias 'pulang Jumat kembali Ahad'.
Ya Allah, saya akan jadi bapak!
(els/asr)