Asal Usul Kalideres, Jalur Penghubung Batavia-Tangerang di Era Kolonia

CNN Indonesia
Kamis, 17 Nov 2022 16:00 WIB
Ilustrasi suasana Terminal Kalideres, Jakarta Barat. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wilayah Kalideres, Jakarta Barat mendadak ramai dibicarakan berkat kasus kematian misterius satu keluarga di sana. Sebenarnya, seperti apa asal usul Kalideres?

Kalideres merupakan sebuah kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Barat, DKI Jakarta. Terdapat 5 Kelurahan di wilayah Kecamatan Kalideres ini, yakni Kelurahan Kamal, Tegal Alur, Pegadungan, Kalideres dan Semanan.

Luas Kecamatan Kalideres sendiri kurang lebih mencapai 3.000 hektar, yang dibatasi beberapa daerah administratif lain di sekitarnya. Kalau kalian sendiri, apa yang diketahui tentang Kalideres?

Sebelum kasus kematian misterius satu keluarga, Kalideres dikenal berkat keberadaan terminalnya. Terminal Kalideres memang terminal bus penumpang yang merupakan pintu masuk Jakarta dari arah barat.

Akan tetapi, saat kamu melintasi Jalan Raya Daan Mogot, di salah satu sisinya terdapat sungai atau kali. Menghimpun informasi dari berbagai sumber, pada masa kolonial Belanda, kali dimanfaatkan sebagai jalur transportasi penghubung Batavia dan Tangerang.

Kali tersebut di era kolonial disebut Mookervart. Nama ini diambil dari nama Vincent van Moock, seorang tuan tanah Belanda. Bermodal izin dari pemerintah VOC, van Moock membangun saluran selama tiga tahun (1682-1685).

Aliran air Mookervart begitu deras dari Sungai Cisadane hingga Kali Angke. Ketika saluran terbentuk, wilayah yang didominasi hutan, perlahan menjadi lahan garapan hingga pemukiman penduduk. Kondisi aliran sungai yang deras membuat penduduk menyebutnya sebagai Kalideres.

Aliran sungai yang deras kerap jadi tontonan warga setempat dari atas jembatan penghubung.

Barangkali asal usul Kalideres ini sulit dipercaya sebab melihat kondisinya sekarang, mustahil perahu bisa melintas. Harus diakui, seiring berjalan waktu, fungsi Mookervart berubah.

Air sungai perlahan kotor dan menghitam akibat cemaran baik dari pemukiman penduduk maupun dari pabrik-pabrik di sekitar sungai. Aliran air yang dulu deras pun kini melambat.

(els/wiw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK