Bayi yang terlahir prematur kerap disebut akan mengalami berbagai masalah kesehatan. Sebagian masyarakat meyakini, bayi prematur bakal memiliki tinggi badan kerdil.
Tak cuma itu, bayi prematur juga disebut bakal memiliki kemampuan berpikir atau IQ yang rendah saat beranjak dewasa. Benarkah demikian?
Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Brawijaya, Muhammad Vinci Ghazali mengatakan bahwa keyakinan itu tumbuh bukan tanpa sebab. Kurangnya pengetahuan seputar penanganan bayi prematur jadi salah satu alasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bayi prematur itu bisa tangani. Dia lahir terlalu cepat, bukan berarti dia cacat," kata Vinci saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Memang, bayi prematur berpotensi mengalami berbagai masalah kesehatan. Kesulitan fokus atau ber-IQ rendah bisa juga dialami bayi prematur ketika tumbuh dewasa.
Namun, hal tersebut bisa dicegah. Misalnya, dengan pemeriksaan dan perawatan intensif sejak bayi dilahirkan. Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum waktunya. Bisa lebih cepat 30 minggu atau bahkan di usia kehamilan 20 minggu.
"Pendarahan di otak bisa menyebabkan bayi yang lahir prematur 'tertinggal' dari bayi normal. Tapi bisa dicegah, kita cek apakah ada pendarahan atau tidak. Jika memang ada [pendarahan], prosedur-prosedur medis bisa segera dilakukan," kata dia.
Memiliki bayi prematur bukan aib. Namun, penanganan memang harus dilakukan ekstra. Kata Vinci, semua bisa ditangani selama orang tua mau berusaha.
Tidak semua bayi prematur tumbuh dengan kekurangan. Banyak yang justru berprestasi dan hidup normal seperti bayi yang lahir penuh bulan.
"Kalau mau dibilang mitos, ya tidak juga. Karena bayi prematur itu, kan, organnya belum sempurna ketika lahir. Tinggal bagaimana saja kita menanganinya, tapi semua bisa ditangani dan bayi bisa hidup normal itu pasti," katanya.
(tst/asr)