Dalam bacaan Injil, Anda menjumpai tokoh eksentrik bernama Yohanes Pembaptis. Ia adalah putra Zakaria dan Elizabeth, sepupu Maria ibunda Yesus. Yohanes menyandang gelar 'Pembaptis' atau 'Pemandi' karena menyerukan pembaptisan dan pertobatan. Ajakannya untuk bertobat guna mempersiapkan jalan kehadiran Tuhan.
Seperti ditulis dalam Panduan Adven Keuskupan Agung Semarang (KAS), kata 'Bertobatlah' yang diserukan Yohanes dalam bahasa Yunani disebut 'metanoeo'. 'Metanoeo' sendiri berarti berbalik atau meninggalkan kehidupan lama (dosa) lalu berjalan ke arah terang.
Barangkali mekanisme pertobatan kurang lebih seperti halnya mengambil arah putar balik kala sadar jalan yang dilalui salah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang kerap mengandalkan peta digital untuk membimbing sampai tujuan. Anda diminta belok kanan atau kiri atau tetap lurus. Namun saat keluar jalur, Anda akan diminta putar balik agar benar-benar sampai tujuan.
Hanya saja, orang sering tidak sadar bahwa jalan yang dilalui sudah benar dan bisa membawanya sampai tujuan. Pun jika sudah dibimbing peta digital, Anda merasa asing, tidak nyaman, sebab bukan jalan yang biasa dilalui.
Pilihannya, Anda ikut peta, merasa tidak nyaman tapi sampai tujuan, atau lewat jalan yang familiar, nyaman tapi tidak jelas mau ke mana.
Pertobatan kerap membawa perasaan tidak nyaman. Namun apa Anda akan mengikut hal-hal yang bikin nyaman tapi tidak membawa Anda pada Tuhan?
Kemudian jangan sampai terjebak pada pertobatan yang sifatnya tradisi sebab pertobatan hanya akan sampai pada kata-kata tanpa aplikasi. Adven memang masa penantian dan pertobatan tetapi yang perlu lebih direnungkan adalah apa saya sudah benar-benar mengambil putar balik atau tetap meneruskan perjalanan tanpa tahu mau ke mana?
Semoga di Minggu Adven 2 ini umat semakin mantap melangkah dan berani 'putar balik' saat jalan yang diambil tidak benar.
(els/chs)