Masyarakat Indonesia sudah tak asing lagi dengan kerokan. Sebagian orang menganggap kerokan sebagai solusi terbaik saat merasa tidak enak badan.
Konon, ada banyak manfaat kerokan. Namun, belum terlalu banyak studi yang membuktikan manfaat tersebut.
Beberapa manfaat dirasakan secara personal dari orang ke orang. Ada juga beberapa lain yang telah dibuktikan oleh penelitian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara medis, kerokan tak dilarang, tapi juga tak disarankan untuk dilakukan, utamanya jika terlalu sering. Dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Sawah Besar, Jakarta Pusat Andi Khomeini Takdir Haruni mengatakan bahwa kerokan sebenarnya tidak ada dalam istilah medis.
"Kami [medis] tidak melarang, tapi juga tidak menganjurkan. Cuma lebih ke hati-hati saja," ujar Andi saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Di China, kerokan dikenal juga dengan istilah gua sha. Metode ini dilakukan dengan menggoreskan benda tumpul secara berulang ke permukaan kulit sambil menggunakan minyak.
Secara tradisional, teknik kerokan dilakukan untuk mengatasi peradangan di dalam tubuh. Sementara masyarakat Indonesia menganggap kerokan sebagai solusi paling ampuh untuk mengatasi masuk angin.
Tapi di luar itu, ternyata ada beberapa manfaat kerokan lainnya, baik yang dirasakan masyarakat hingga yang ditemukan dalam sejumlah studi.
![]() |
Tak sedikit yang merasakan tubuh terasa segar dan pulih dari masuk angin berkat kerokan. Tio, misalnya, salah satu orang yang sering melakukan kerokan saat gejala masuk angin muncul.
Gejala-gejala masuk angin yang dirasakan Tio biasanya seperti mual, kembung, menggigil, tubuh pegal-pegal, dan rasa dingin yang menjulur ke seluruh tubuh.
"Kalau kerokan, tuh, biasanya lebih bikin badan hangat. Terus anginnya cepat keluar, daripada minum herbal sama obat itu lebih lama efeknya. Kalau kerokan anginnya langsung keluar sampai sendawa dan kentut-kentut," ucap Tio kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Namun, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Vito A. Damay mengatakan, kerokan bukan membuat angin keluar tapi hanya menimbulkan rasa hangat dan rileks.
"Dikerok ini menimbulkan sensasi hangat, dia bikin inflamasi kecil mengaktifkan jalur ketahanan tubuh di pembuluh darah yang ketika dikerok dia bisa memicu mediator tersebut," ucap Vito saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Kerokan menjadi salah satu alternatif untuk meredakan sakit kepala. Mengutip Healthline, kerokan diduga dapat melancarkan aliran darah dalam tubuh sehingga membantu meringankan sakit kepala yang terasa berdenyut.
Teknik kerokan juga terbukti efektif untuk menyembuhkan sakit leher kronis. Sebuah studi yang meneliti 48 peserta meminta setengah dari mereka menyembuhkan sakit lehernya dengan kerokan dan sisanya dengan bantalan pemanas termal.
Setelah satu minggu, peserta yang kerokan melaporkan lebih sedikit rasa sakit dibandingkan dengan kelompok yang tidak kerokan.
Pembengkakan payudara merupakan kondisi yang banyak dialami oleh ibu menyusui.
Sebuah penelitian memberikan intervensi kerokan pada sejumlah ibu melahirkan. Kerokan dilakukan dua hari setelah persalinan hingga mereka keluar dari rumah sakit. Hasilnya, ditemukan bahwa hanya sedikit dari ibu melahirkan yang mengeluhkan pembengkakan payudara.
![]() |
Sindrom tourette melibatkan gerakan-gerakan motorik tak disengaja. Menurut sebuah studi, teknik kerokan, yang dikombinasikan dengan terapi lain, disebut dapat membantu mengurangi gejala sindrom tourette.
Sebuah studi menemukan bahwa kerokan dapat mengurangi gejala perimenopause pada beberapa wanita. Para responden yang menerima perawatan kerokan melaporkan pengurangan gejala perimenopause seperti insomnia, kecemasan, kelelahan, dan sakit kepala dibandingkan dengan yang tidak melakukan kerokan.
Namun perlu diingat, beberapa manfaat kerokan dalam studi di atas masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Anda juga tak disarankan untuk terlalu sering melakukan kerokan. Terlalu sering kerokan berisiko memicu infeksi pada luka di permukaan kulit.
Jangan lupa juga gunakan alat kerok yang steril. Hal ini dilakukan untuk mencegah bakteri masuk ke dalam tubuh lewat kerokan.