Dari Mana Asalnya Tradisi Kerokan?

CNN Indonesia
Minggu, 18 Des 2022 08:12 WIB
Kerokan jadi salah satu metode pengobatan tradisional untuk mengatasi masuk angin. Tapi, dari mana sebenarnya tradisi kerokan berasal?
Ilustrasi. Kerokan jadi salah satu metode pengobatan tradisional untuk mengatasi masuk angin. (iStockphoto/Trish233)
Jakarta, CNN Indonesia --

Masuk angin? Ya, kerokan saja.

Sakit, tapi enak. Kiranya sensasi itulah yang dirasakan orang saat kerokan. Semakin merah rona yang muncul di punggung, maka semakin nikmat rasanya.

Perlahan, tubuh pun rasanya jadi lebih enteng. Sendawa berkali-kali, konon, jadi tanda angin yang keluar. Kerokan dipercaya membawa hasil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budaya kerokan telah eksis di Nusantara sejak lama. Tak tercatat dengan jelas waktu kemunculannya. Namun, dipercaya bahwa kerokan menjadi salah satu metode pengobatan yang digunakan oleh para raja dan petinggi kerajaan, khususnya di tengah budaya Jawa.

Dalam sebuah ulasan berjudul Masuk Angin dalam Konteks Kosmologi Jawa yang diterbitkan dalam jurnal Humaniora, antropolog Universitas Gadjah Mada Atik Triratnawati mengatakan bahwa dalam mengatasi masuk angin, orang Jawa menggunakan cara kerokan sebagai penyembuhan holistik.

Dalam kosmologi Jawa, masuk angin sendiri dianggap sebagai akibat dari menurunnya keseimbangan manusia. Dalam budaya Jawa, keseimbangan diartikan sebagai seimbangnya antara dunia atas dan bawah, lingkungan fisik dan nonfisik.

"Artinya, kondisi fisik manusia harus seimbang dengan emosi. Apabila emosi seseorang terlalu dominan, maka kondisi fisiknya akan mengalami kemunduran," tulis Atik.

Ketidakseimbangan itu kemudian dipercaya berdampak pada peredaran darah yang terganggu. Akibatnya, muncul berbagai gejala seperti panas dingin, perut kembung, pegal linu, yang kemudian diartikan sebagai 'masuk angin'.

Untuk mengatasi masuk angin yang dianggap sebagai ketidakseimbangan ini, orang Jawa biasanya memilih cara penyembuhan dengan mempertimbangkan tradisi atau kebiasaan yang dibawa secara turun temurun.

"Dalam hal masuk angin, cara kerokan merupakan penyembuhan yang paling populer dan dipilih dalam masyarakat Jawa karena dianggap sudah menjadi tradisi," tulis Atik.

Kerokan dilakukan dengan menggurat atau menggores bagian tubuh tertentu dengan menggunakan benda tumpul seperti koin, setelah tubuh diolesi minyak atau balsam.

Guratan itu kemudian perlahan akan menimbulkan rona merah. Semakin lama digurat, semakin merah rona yang keluar. Rona merah itu dipercaya sebagai penanda sirkulasi darah yang jadi lebih lancar.

Simak asal-usul kerokan di halaman berikutnya..

Tak cuma ada di Indonesia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER