Di Aceh, sunat dilakukan saat anak masih bayi. Ada berbagai macam sunat yang dilakukan. Mulai dari dipotong, atau hanya diambil sedikit saja sebagai bentuk syarat telah melakukan sunat.
Pada masyarakat ini, sunat akan dilakukan saat anak berusia di atas delapan tahun. Sebelum sunat, anak akan diajak bermain dan dibuatkan pesta yang cukup meriah.
Saat bermain, anak akan dibawa ke suatu tempat, bisa di sungai, halaman rumah, atau bawah pohon untuk kemudian disunat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suku Betawi juga menggelar sunat perempuan. Biasanya, kegiatan ini akan dilakukan secara tertutup.
Menukil modul yang dirilis Komnas Perempuan, sunat akan dilakukan oleh dukun yang dikenal dengan sebutan peyok.
Orang-orang Suku Mongondow, Sulawesi Utara mempraktikkan sunat perempuan yang terbilang ekstrem. Organ intim bayi perempuan yang berusia di bawah tiga tahun wajib dilukai hingga mengeluarkan darah.
Bagi sebagian besar masyarakat Sambas, sunat terhadap anak perempuan hukumnya wajib. Orang Sambas meyakini, jika anak perempuan tidak disunat, maka hasrat seksualnya tak akan terbendung saat di usia dewasa.
Di kelompok masyarakat ini, sunat perempuan hanya dilakukan berupa simbol. Jarum akan ditempelkan ke area organ intim bayi perempuan tanpa adanya perlukaan sama sekali.
Di Cirebon, sunat perempuan dikenal dengan sebutan tradisi rasulan. Tradisi ini pada dasarnya dilakukan sebagai ucap syukur atas kelahiran anak perempuan.
Sunat pada anak perempuan dipercaya dilakukan untuk menghindari anak berperilaku menyimpang di kemudian hari.
Semua perempuan Muslim di Suku Toro, Sulawesi Tengah mengikuti tradisi sunat. Sunat jadi bukti bahwa seorang anak perempuan telah 'di-Islam-kan'.
Namun, tak seperti praktik sunat umumnya, tradisi ini hanya dilakukan dengan melukai area organ intim.
Biasanya bayi perempuan yang baru lahir atau belum menginjak satu tahun harus menjalani sunat. Saat ritual ini dilakukan, bayi tersebut akan dibungkus dengan kain putih bersama dukun yang akan menyunatnya.
Sunat hanya dilakukan untuk mengambil atau mengeruk kotoran atau hal yang dianggap kotor pada vagina. Setelahnya, kotoran tersebut akan disimpan di bagian rumah yang paling tinggi atau pohon yang sangat tinggi di dekat rumah.
Di Suku Mandar, jika anak perempuan tidak disunat, maka dia akan menjadi bahan gunjingan atau olokan warga sekitar.
(asr)