'Jalan Ninja' Nagita Slavina saat Rayyanza Ogah Makan, Ini Andalannya!

Bahaya stunting masih mengintai anak-anak Indonesia. Para orangtua, termasuk Nagita Slavina juga khawatir dengan hal ini.

Ibu dua anak itu memiliki cara tersendiri untuk mencegah anak-anaknya terkena stunting.

"Kayanya di rumah kalau melihat berita tentang stunting tuh ketakutan sendiri, ternyata yang ketakutan enggak cuma aku sendiri," kata Nagita dalam acara jumpa pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (27/1).

"Ternyata banyak ibu yang sama-sama peduli (soal stunting)."

Pada dasarnya, stunting masih menjadi masalah kesehatan serius yang dihadapi di Indonesia. Untuk mengatasi kasus stunting pada anak, Kementerian Kesehatan RI mengampanyekan pentingnya pemberian protein hewani kepada anak utamanya anak usia di bawah 2 tahun.

Setelah berusia 6 bulan, bayi sudah bisa mulai diberikan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) untuk menambah asupan gizinya. Hal ini juga tentu diterapkan kepada anak kedua Nagita, Rayyanza, yang kini masih berusia 14 bulan.

Pada umumnya, menu MPASI yang ditawarkan ibu kepada anaknya berupa bubur dan umumnya dibuat sendiri dari bahan-bahan alami dan bernutrisi tinggi.

Sebagai seorang ibu, Nagita tidak melupakan perannya untuk tetap memberikan asupan gizi yang terbaik untuk sang buah hati. Istri dari Raffi Ahmad ini juga menyerukan pentingnya kebutuhan protein hewani yang tercukupi untuk dimasukkan ke dalam menu MPASI untuk anaknya.

Pasalnya,protein hewani mengandung zat gizi lengkap seperti asam amino, mineral dan vitamin yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Nagita rupanya punya menu andalan khusus untuk mengatasi stunting dan menambah asupan protein hewani.

Rupanya, menu andalan MPASI Nagita adalah telur.

"MPASI andalan aku itu telur. Telur itu gampang di mana-mana ada. Terus ternyata kalau buat bayi yang seumuran anak aku itu boleh 2 [butir sehari]. Jadi kalau dia enggak mau makan, aku pakai jalan ninja, tinggal aku kasih telur," ucapnya.

Nagita mengatakan, menu olahan telur apa pun yang diberikan untuk Rayyanza, anaknya itu sudah pasti doyan.

"Kalau pun dia tetap enggak mau makan, telur utuh itu juga biasanya aku stok di meja makan buat snack. Aku sendiri sukanyemilintelur juga karena proteinnya tinggi," lanjut Nagita.

Dengan begitu, Nagita berharap kandungan protein yang dimakannya akan didapatkan oleh anaknya saat menyusui. Ia pun menyarankan kepada para ibu di Indonesia untuk tetap memperhatikan asupan protein untuk anak.

"Kadang-kadang kita kalau jajan tuh kadang enggak ada proteinnya. Jadi aku suka nambahin asupan protein lewat nyemilin telur," tutur wanita berusia 34 tahun itu.

"Jadi waktu aku hamil itu kan butuh asupan proteinnya lebih. Jadi, aku selalu sedia telur. Kalau enggak mau yang terlalu berlemak aku makan putih telurnya aja, aku taburin pakai penyedap."