Efek positif pegagan pada fungsi otak juga dapat membuatnya menjadi antidepresan yang efektif.
Tinjauan dari tahun 2016 mendukung temuan ini, merujuk pada penelitian pada 33 orang dengan gangguan kecemasan umum. Para peserta diminta meminum pegagan sebagai pengganti obat antidepresan mereka selama 60 hari. Mereka melaporkan sendiri penurunan stres, kecemasan, dan depresi.
Studi lain yang dibahas dalam ulasan tersebut menilai efek pegagan pada tikus yang diinduksi dengan depresi kronis. Obat herbal memiliki efek positif pada elemen depresi perilaku tertentu, termasuk berat badan, suhu tubuh, dan detak jantung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian dari tahun 2001 menemukan bahwa pegagan dapat mengurangi masalah retensi cairan, pembengkakan pergelangan kaki, dan sirkulasi yang terkait dengan penerbangan yang berlangsung lebih dari tiga jam.
Peserta penelitian yang mengalami penyakit vena superfisial ringan hingga sedang dengan varises diminta meminum pegagan selama dua hari sebelum penerbangan, di hari penerbangan, dan sehari setelah penerbangan.
Para peneliti menemukan bahwa peserta yang mengonsumsi suplemen pegagan mengalami retensi cairan dan pembengkakan pergelangan kaki yang jauh lebih sedikit daripada mereka yang tidak.
Mengingat kemampuannya untuk mengobati kecemasan, stres, dan depresi, pegagan juga rupanya dapat digunakan untuk mengobati insomnia yang terkadang menyertai kondisi-kondisi tersebut,
Beberapa menganggap obat herbal ini sebagai alternatif yang aman untuk obat resep yang digunakan untuk mengobati insomnia dan gangguan tidur lainnya.
Menurut tinjuan tahun 2013, pegagan bisa mengurangi munculnya stretch mark. Diperkirakan bahwa terpenoid yang ditemukan dalam pegagan meningkatkan produksi kolagen dalam tubuh. Hal ini juga dapat membantu mencegah terbentuknya stretch mark baru, serta membantu menyembuhkan tanda yang sudah ada.
Para peneliti dalam studi tahun 2015 pada tikus menemukan bahwa pembalut luka yang mengandung pegagan memiliki efek penyembuhan pada berbagai jenis luka. Hal ini termasuk luka bersih oleh benda tajam, robekan yang disebabkan oleh trauma benda tumpul, dan jaringan yang terinfeksi.
Sifat anti-inflamasi pegagan mungkin berguna dalam mengobati radang sendi.
Faktanya, sebuah studi tahun 2014 tentang radang sendi yang diinduksi kolagen pada tikus menemukan bahwa pemberian pegagan secara oral mengurangi peradangan sendi, erosi tulang rawan, dan erosi tulang. Efek antioksidannya juga memiliki efek positif pada sistem kekebalan tubuh.
Menurut sebuah penelitian pada hewan tahun 2017, pegagan dapat digunakan untuk menekan efek samping toksik dari antibiotik isoniazid. Isoniazid digunakan untuk mengobati dan mencegah tuberkulosis.
Dalam penelitian ini, tikus diberi pegagan sebanyak 100 mg selama 30 hari sebelum diberi antibiotik. Tikus-tikus ini mengalami lebih sedikit toksisitas secara keseluruhan. Tikus yang mengalami toksisitas di hati dan ginjal kembali ke tingkat mendekati normal setelah diberi pegagan ataucentella asiatica.
(del/chs)