Mengenal Hiperovulasi, Kondisi yang Bikin Wanita Uganda Punya 44 Anak

CNN Indonesia
Kamis, 16 Feb 2023 14:45 WIB
Kondisi hiperovulasi membuat seorang wanita asal Uganda telah melahirkan 44 anak hingga usianya yang kini menginjak 43 tahun. Apa itu hiperovulasi?
Ilustrasi. Kondisi hiperovulasi membuat seorang wanita asal Uganda telah melahirkan 44 anak hingga usianya yang kini menginjak 43 tahun. (Istockphoto/ Pekic)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan oleh informasi mengenai kisah wanita yang mengalami hiperovulasi. Kondisi ini membuatnya telah melahirkan 44 bayi hingga usianya menginjak 40 tahun.

Kehamilan kembar memang kerap terjadi pada sebagian wanita. Namun, wanita asal Uganda, Mariam Nabatanzi memegang rekor dunia dengan anak terbanyak. Akan tetapi, hal itu terjadi akibat kondisi hiperovulasi yang diidapnya.

Wanita berusia 43 tahun itu dilaporkan telah melahirkan 4 pasang anak kembar, 5 pasang kembar tiga, dan 5 pasang kembar empat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Boy Abidin mengatakan bahwa hiperovulasi adalah kondisi saat ada banyaknya sel telur yang matang dan pecah pada satu siklus ovulasi.

"Jadi normalnya setiap bulan itu ada satu sel telur yang matang, kemudian dia akan siap untuk dibuahi. Kalau tidak dibuahi, maka dia akan terjadi menstruasi. Nah, hiperovulasi itu lebih dari satu [sel telur], bisa dua atau tiga, atau bahkan lebih," ujar Boy saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (15/2).

Kondisi melepaskan banyak sel telur dalam satu siklus ovulasi ini lah yang secara signifikan meningkatkan kemungkinan seorang wanita memiliki banyak kelahiran.

Kondisi hiperovulasi yang dialami Nabatanzi diduga disebabkan oleh faktor genetik. Hanya saja, ada juga penyebab lain yang bisa memicu hiperovulasi seperti pemberian obat penyubur atau dikenal sebagai kondisi sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS).

"Jadi bisa terjadi hiperstimulasi di mana sel telur yang matang tidak hanya satu, tapi bisa lebih dari satu. Ini satu proses yang dikerjakan pada saat program bayi tabung," lanjutnya.

Boy mengatakan, hiperovulasi yang terjadi secara alami tidak terlalu membahayakan bagi penderitanya. Namun, hiperstimulasi yang dilakukan pada penderita sindrom polikistik ovarium (PCOS) bisa berujung pada beberapa masalah kesehatan.

Biasanya, orang dengan PCOS akan mengalami kembung, rasa tidak nyaman di perut, nyeri, dan cairan berlebih.

Kondisi ini, lanjut Boy, akan memicu kondisi hemokonsentrasi, di mana cairan akan menumpuk di dalam pembuluh darah menjadi lebih kental sehingga menyebabkan rasa nyeri dan kondisi yang tidak nyaman.

Boy juga menjelaskan hingga saat ini tak ada pengobatan untuk mengatasi hiperovulasi alami. Dengan kata lain, hiperovulasi tak dapat disembuhkan.

(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER